SOLOPOS.COM - Puluhan truk memilih berhenti di Pedaringan menyusul kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah wilayah di Soloraya, Senin (8/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Puluhan truk memilih berhenti di Pedaringan menyusul kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah wilayah di Soloraya, Senin (8/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Organisasi Angkutan Darat (Organda) se-Jateng menyatakan siap mogok jika dalam kurun waktu tiga hari ke depan pemerintah tidak mengembalikan pasokan solar seperti semula.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pemerintah melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) janji akan menambah pasokan solar. Tetapi, kalau kondisinya tetap langka, kami siap mogok. Organda se-Jateng sepakat mogok bersama,” kata Ketua Organda Solo, Djoko Suprapto, saat dihubungi Solopos.com seusai mengikuti rapat Organda Jateng, Selasa (9/4/2013).

Jika terpaksa harus mogok, rencananya aksi itu akan dilakukan Sabtu (13/4/2013). Jika sehari itu pemerintah pusat sudah merespons, maka aksi itu akan dihentikan. Jika belum direspons, mogok akan dilanjutkan.

“Tapi kami masih manusiawi. Mogok tidak akan kami lakukan Senin depan karena ada agenda ujian sekolah.” Dari rencana mogok itu, Djoko mengaku siap mengabaikan dampak negatif dari aksi itu. Bahkan, kalkulasi kerugian jika Organda mengentikan operasional armadanya belum diperhitungkan.

“Kami belum kalkulasi sampai sejauh itu karena harapan pertama kami mogok operasional itu tidak terjadi.”

Seperti diketahui, kelangkaan solar belakangan ini sudah signifikan mengganggu operasional bisnis angkutan. Di Solo saja, bus kota, angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP) sudah menerapkan sistem oglangan dalam mengoperasikan armadanya. Organda Solo pun mendesak agar pemerintah menghentikan pembatasan penyaluran solar subsidi dan mengembalikan pasokan seperti sebelumnya.

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng memang sudah meminta tambahan kuota solar subsidi ke pemerintah pusat. Tapi itu kan butuh waktu lama. Padahal situasi di lapangan sudah sangat resah. Mereka [Dinas ESDM] menerima tuntutan kami agar pasokan solar ditambah, tapi mereka minta waktu tiga hari,” kata Joko.

Tiga hari diperlukan untuk mengkomunikasikan masalah penambahan pasokan solar dengan pemerintah pusat. “Katanya Pemprov harus konsultasi dulu ke ESDM pusat. Kalaupun nanti ditambah tapi belum memenuhi kebutuhan, ya tetap mogok,” tegas Djoko.

Dari pertemuan Organda tersebut, Djoko menjelaskan, beberapa wilayah di Jateng yang terdampak cukup parah akibat kelangkaan solar antara lain Soloraya, jalur selatan seperti wilayah Kebumen, Banjarnegara dan wilayah Tegal. Keluhan dan tuntutan Organda masing-masing daerah juga sama, yaitu meminta pasokan solar dikembalikan seperti semula.

Assistant Manager External Relations PT Pertamina Jateng-DIY, Heppy Wulansari, tuntutan Organda terkait pengembalian pasokan solar seperti semula bukanlah kewenangan Pertamina, melainkan pemerintah melalui Kementerian ESDM. Karena, kebijakan penentu kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi ada di ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya