SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Setelah kalangan pengusaha bus, sopir dan petani mengeluhkan kesulitan membeli solar subsidi, kini giliran petugas pengelola sampah Pemkab Wonogiri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka mengaku harus antre malam hari demi mendapat solar. Setiap kali antre jumlah solar yang mereka peroleh hanya 10 liter. Di sisi lain, pekerjaan petugas tidak bisa disetop karena sampah rumah tangga selalu ada.

“Solar 10 liter itu hanya cukup untuk sekali menarik sampah dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) untuk satu kali angkut setiap hari. Jadi setiap hari kami harus jalan, setiap hari juga kami harus antre beli solar,” ungkap petugas pengelola sampah, Bambang, saat ditemui Solopos.com, di TPS Alas Kethu, Rabu (3/4/2013).

Petugas pengelola sampah lain, Wahyono, membenarkan pihaknya kesulitan membeli solar. Bahkan, pada Selasa (2/4/2013), dia tidak bisa mendapatkan solar subsidi. Untungnya masih ada sisa solar hasil belanja pekan lalu yang bisa digunakan.  Selama ini, petugas mendapat jatah pembelian bahan bakar solar setiap pekan. Jatah diberikan dalam bentuk kartu alias girik yang harus dibelanjakan ke SPBU.

Ada dua SPBU yang telah menjalin kerja sama denhan Pemkab untuk menyediakan solar subsidi, yakni SPBU Brumbung dan SPBU Ngadirojo.  Sebagai solusi, Wahyono mengaku sengaja menitipkan jeriken kosong kepada pengelola SPBU agar pihaknya diprioritaskan.

Tak Bisa Berhenti

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri, Sri Kuncoro, membenarkan petugas pengelola sampah kesulitan mendapatkan solar. Kendati demikian, dia tetap meminta petugas mencari solar subsidi di manapun. Menurutnya, pengelolaan sampah tidak bisa berhenti karena pada kenyataannya sampah di masyarakat tidak pernah berhenti.

“Kalau sehari saja berhenti bisa gawat. Bisa-bisa masyarakat protes karena ada sampah yang tidak terangkut,” terangnya, saat ditemui wartawan, di Kantor Setda Pemkab Wonogiri, Selasa.

Kuncoro menambahkan selama ini kebutuhan solar truk sampah disokong dana APBD. Mengenai nilainya bervariasi. Namun khusus untuk delapan truk sampah yang digunakan untuk mengangkut sampah dari TPS di lingkungan pusat kota kabupaten ke TPA Ngadirojo jatah solar berkisar 10 liter per hari. Jumlah itu bisa lebih tinggi untuk truk sampah yang beroperasi di kecamatan-kecamatan di daerah.

Adapun, total jumlah truk sampah yang dimiliki Wonogiri mencapai 16 truk. Kegiatan truk tersebut disokong kendaraan untuk mengumpulkan sampah dari rumah tangga. Untungnya, kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar bensin alias premium sehingga tidak terpengaruh kelangkaan solar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya