SOLOPOS.COM - Ilustrasi truk pasir (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Ilustrasi truk pasir (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

KLATEN — Kalangan sopir truk mengaku khawatir kehabisan bahan bakar ketika dalam perjalanan menyusul adanya kebijakan pembatasan pembelian solar maksimal 75 liter/hari di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Klaten.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Darmadi, 50, seorang sopir truk pengangkut pasir mengaku sudah mendengar kebijakan pembatasan pembelian solar di semua SPBU di Klaten tersebut. Menurutnya, pembatasan pembelian solar maksimal 75 liter/hari itu tentu membuatnya waswas.

Ekspedisi Mudik 2024

“Setiap hari saya pulang dan pergi dari Karangnyar ke lereng Merapi untuk mengambil pasir. Kalau pembelian solar dibatasi, bagaimana jika saya kehabisan bahan bakar di jalan,” ujar warga Jaten, Karangnyar ini saat ditemui Solopos.com di Jalur Lingkar Selatan Klaten, Sabtu (6/4/2013).

Sekali pulang pergi, kata Darmadi, dirinya menghabiskan Rp200.000 atau setara 44,4 liter solar. Padahal, dia biasa mengangkut pasir hingga 3-4 kali/hari.

“Daripada harus berkali-kali mampir ke SPBU lebih baik sekalian diisi penuh bahan bakarnya. Percuma kalau mengisi solar sedikit, apalagi dengan antrean yang panjang,” paparnya.

Hal senada juga dikemukakan sopir truk lain, Imam, 32. Warga yang berdomisili di Klaten Selatan itu mengaku tidak bisa mengisi tangki truk dalam kondisi penuh. Padahal dia setiap hari dia harus mengantarkan pasir dari lereng Merapi ke Wonogiri.

“Biasanya tangki saya isi penuh solar dengan harga Rp400.000. Namun, di sejumlah SPBU, saya hanya dibolehkan membeli solar maksimal Rp200.000,” tandasnya.

Agar tangki solar bisa terisi penuh, Imam mengaku terpaksa mengeluarkan tambahan biaya Rp10.000 kepada petugas di SPBU.
“Saya menambah Rp10.000 kepada petugas SPBU di kawasan Kalasan [Sleman], supaya tangki solar bisa terisi penuh. Sebenarnya berat harus menambah uang, tapi mau bagaimana lagi. Saya tak ingin truk mogok di tengah jalan gara-gara kehabisan solar,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Klaten, Sugiharjo Sapto Aji, mengatakan pembatasan pembelian solar tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi yang digelar Kamis (4/4/2013). Menurutnya, semua perwakilan pengelola SPBU, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Pertamina, sudah menyepakati kebijakan pembatasan pembelian solar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya