SOLOPOS.COM - Kendaraan bermesin disel mengantre mengisi bio solar atau solar bersubsidi di SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jumat (22/10/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Terbatasnya ketersediaan bio solar atau solar bersubsidi di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Wonogiri, sejak lebih kurang tiga pekan terakhir, menimbulkan berbagai dampak di sektor transportasi bermesin disel.

SPBU membatasi distribusi bio solar kepada konsumen. Distribusi bio solar dilakukan pagi. Kendaraan bermesin disel tumplek blek mengisi bio solar di SPBU-SPBU, sehingga menimbulkan antrean panjang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibatnya, durasi perjalanan menjadi lebih lama. Terlebih, kendaraan tak cukup hanya mengantre di satu SPBU agar bisa memperoleh BBM yang memadai. Kondisi ini memengaruhi ketepatan waktu perjalanan.

Baca Juga: Terekam Kamera CCTV, 4 Pria Bobol Kotak Infak Masjid di Daleman Klaten

Pantauan Solopos.com, Jumat (22/10/2021), terjadi antrean panjang mobil bermesin disel di SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Kendaraan mengular dari lokasi pengisian hingga nyaris sampai badan jalan raya Solo-Wonogiri. Mobil itu seperti mikrobus, minitruk, dan bus.

Sopir truk, Satiyo, 59, mengaku setiap mengisi bio solar di SPBU di Kabupaten Wonogiri dia mengantre minimal 30 menit. Selain di SPBU Singodutan, biasanya dia mengisi bio solar di Kecamatan Baturetno, Wuryantoro, dan Pracimantoro tergantung perjalanan.

Kondisi ini terjadi sejak lebih dari tiga pekan lalu. Warga Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri itu belum pernah tak kebagian. Namun, sejumlah temannya sesama sopir pernah tak kebagian bio solar padahal sudah mangantre lama.

Baca Juga: Awas! Ada 11 Lokasi Rawan Lakalantas di Jl. Solo-Jogja Klaten

Rekannya lalu berpindah mengantre ke SPBU lain. Satiyo menyebut tidak menutup kemungkinan ada banyak kendaraan bermesin disel yang mengalami hal serupa. Sebab, semua SPBU membatasi pemberian bio solar.

“SPBU-SPBU membatasi pemberian solar. Untuk truk dibatasi maksimal Rp200.000/pengisian [harga bio solar Rp5.150/liter]. Padahal, saya mengisi minimal Rp400.000 setiap hari. Jadi, saya harus mengantre di beberapa SPBU biar bisa memperoleh cukup bahan bakar. Kalau tidak saya tak bisa pulang,” ucap Satiyo.

Dia menceritakan setiap hari mengirim pakan ternak dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ke berbagai daerah melewati Wonogiri. Hari itu dia mengirim ke Kabupaten Sragen.

Baca Juga: Ini Jalan Kabupaten Klaten yang akan Membelah Rest Area Tol Solo-Jogja

Setiap hari pula dia mengantre di SPBU-SPBU. Durasi perjalanan menjadi lebih lama dari biasanya. Biasanya perjalanan lancar karena tak perlu berlama-lama mengantrea pengisian bio solar.

“SPBU-SPBU di daerah lain juga membatasi pemberian solar. Antreannya juga panjang. Ini ada apa?” ujar Satiyo.

 

Pagi Hari

Sopir minitruk, Wardi, warga Kecamatan Selogiri, mengatakan kadang tak kebagian bio solar jika mengisi pada siang hari. Dia pun memilih mengisi bio solar pada pagi hari agar kebagian.

Baca Juga: Peringati Hari Pangan, FP UNS Bahas Eksistensi Petani Milenial

Pembatasan pemberian bio solar bagi Wardi tak berpengaruh, karena setiap pengisian dia hanya membeli Rp100.000. Namun, dia turut terdampak. Dia harus ikut mengantre lama, sehingga perjalanan ke tempat tujuan tak bisa tepat waktu sampainya.

“Saya mengangkut material bangunan. Biasanya lancar, enggak perlu mengantre lama. Kalau lama mengantre seperti ini membuat perjalanan mengantar barang menjadi lebih lama,” ulas lelaki 40-an tahun itu.

Pihak SPBU Singodutan tak ada yang bersedia memberi keterangan. Pengelola SPBU lain di Kecamatan Wonogiri juga tak bersedia memberi pernyataan.

Baca Juga: Jika Kondisi Darurat, Wonogiri Aktifkan Lagi Tempat Isoter

Pengelola salah satu SPBU di Kabupaten Wonogiri, Pt, mengonfirmasi SPBU yang dikelolanya membatasi pemberian bio solar. Pembatasan hanya terjadi pada bio solar.

Menurut dia, hal itu sudah menjadi kesepakatan para pengelola SPBU di Kabupaten Wonogiri. Lelaki paruh baya itu menyebut hal itu karena kuota bio solar yang diperoleh SPBU-SPBU berkurang.

Sebelum ada pembatasan SPBU tempatnya bekerja memperoleh lebih dari 8 ton bio solar/hari. Akhir-akhir ini bio solar yang diterima kurang dari 8 ton. Walau ada pembatasan Pt memastikan bio solar selalu tersedia.



Baca Juga: Tak Diizinkan Orang Tua, Sebagian Siswa SMP di Wonogiri Tak Ikuti PTM

“Pembatasan ini tidak hanya untuk kendaraan tertentu, tapi untuk semua kendaraan bermesin disel, termasuk truk. Kebetulan bus jarang masuk ke SPBU kami. Kalau tidak dibatasi pelanggan kami akan ada yang tidak kebagian. Ini agar bisa merata. SPBU lain di Kabupaten Wonogiri juga memberi pembatasan,” kata Pt yang tak bersedia namanya dan nama SPBU tempatnya bekerja disebut.

Seperti diberitakan Solopos sebelumnya, para sopir mikrobus di Kabupaten Wonogiri mengaku tak bisa membeli bio solar secara penuh seperti biasanya. Mereka hanya bisa membeli maksimal Rp100.000 liter/pengisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya