SOLOPOS.COM - Desainer sekaligus salah satu owner dari Sogan Batik Iffah M Dewi (tengah) ketika berfoto bersama model yang memeragakan koleksi busana bertema Jaziratul Muluk yang baru saja diluncurkan di Sogan Batik, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Senin (22/8/2016). (Kusnul Isti Qomah/Harian Jogja)

Sogan Batik meluncurkan koleksi terbaru bertajuk Jaziratul Muluk

Harianjogja.com, SLEMAN—Produsen kain batik dan pakaian ready to wear Sogan Batik mengeluarkan koleksi terbarunya yakni Jaziratul Muluk, Senin (22/8/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Desainer sekaligus salah satu owner dari Sogan Batik Iffah M Dewi mengatakan, karya ini akan ia tampilkan dalam Jogja Fashion Week 2016.

“Akan ada 10 karya yang setiap karyanya mewakili sebuah paragraf cerita dibalik tema Jaziratul Muluk,” ujar dia kepada wartawan dalam peluncuran Jaziratul Muluk di Sogan Batik, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Senin (22/8/2016).

Iffah menjelaskan, ia meluncurkan koleksi Jaziratul Muluk yang merupakan perpaduan unik dari unsur tenun motif Maluku, batik tulis warna coklat sogan dengan motif Maluku, dan lurik khas Jawa.

Karya ini terinspirasi oleh kisah pada abad 13 di mana Ibnu Battuta yang merupakan seorang pengelana muslim dari Maroko sampai di pulau yang kaya akan rempah dan menyebutnya sebagai Jaziratul Muluk atau jazirah para malik (raja).

Ada empat kerajaan Islam di Maluku yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Cengkeh dan lada menjadi komoditas utama daerah tersebut sehingga menarik pedagang nusantara dan asing. Cengkeh dan lada ini kemudian diadaptasikan menjadi hiasan dekoratif (isen-isen) dalam motif batik tulis yang digunakan.

“Saya ingin menggambarkan betapa Indonesia ini diberikan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Namun, sejarah selalu bercerita tentang adu domba dengan saudara sebangsa sehingga berakhir pada kemunduran,” kata dia.

Berkaca dari pengalaman masa lalu, ia menganggap ini sebagai tantangan di masa kini untuk selalu menjaga semangat persatuan dan persaudaraan. Melalui karyanya, ia ingin mengajak masyarakat terutama generasi muda untuk mencintai batik tulis dan cap sebagai kekayaan budaya.

Bersambung halaman 2

Sasar Kelas Menengah

Owner Sogan Batik Sogan Taufiq Abdurrahman mengatakan, setiap tahun Sogan Batik selalu berupaya mengeluarkan minimal empat koleksi baru. Setiap tema yang diambil akan disesuaikan dengan semangat dan nilai moral yang sedang ingin diangkat.

“Kami berupaya menyuguhkan batik yang tidak hanya sekedar batik tetapi memiliki makna baik dari motif maupun bentuknya,” kata dia.

Pemasaran Sogan Batik difokuskan pada kelas menengah karena potensi yang dimiliki masih sangat besar. Kalangan menengah dipandang memiliki kemampuan beli tetapi belum teredukasi dengan baik mengenai batik tulis dan cap.

“Harapannya, mereka benar-benar menggunakan batik yang dibuat seperti sejatinya batik yaitu menggunakan malam dan teknik pewarnaan dengan dicelup,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya