SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, SHANGHAI — Raksasa software Amerika Serikat Adobe akan menutup unit risetnya di Beijing akhir tahun ini sehingga 350 orang akan mengganggur.

Langkah ini ditempuh setelah perusahaan IT ini menghadapi iklim bisnis yang buruk di Tiongkok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perusahaan-perusahaan IT dari AS seperti Microsoft dan Qualcomm, tengah diselidiki karena praktik bisnisnya, setelah pemerintah Tiongkok makin keras melakukan pencegahan.

Namun Adobe membantah langkah penutupan unit risetnya itu sebagai cerminan dari pasar Tiongkok.

Sebaliknya menyebut langkah itu sebagai bagian dari strategi lebih besar dalam menempatkan tim teknis pada jumlah minimal.

“Langkah itu tidak akan mempengaruhi level investasi keseluruhan Adobe dalam R&D (penelitian dan pengembangan) dan bukan perlambang kinerja keuangan di Tiongkot atau dunia,” kata Adobe seperti dikutip AFP, Kamis (25/9/2014).

Bulan ini Adobe yang berkantor pusat di San Jose, California, menyatakan bahwa pendapatan bersinya dalam triwulan yang berakhir 29 Agustus merosot 46 persen menjadi 44,69 juta dolar AS.

“Kami berkomitmen pada Tiongkok sebagai pasar jangka panjang, dan akan terus melanjutkan kehadiran kami secara nasional seperti biasanya,” kata perusahaan yang membuat Acrobat dan Photoshop.

Pemerintah Tiongkok telah menggeledah kantor Microsoft sebagai bagian dari penyelidikan antimonopoli berkaitan dengan sistem operasi Windows yang umum digunakan mayoritas komputer di Tiongkok.

Tiongkok juga menyelidiki perusahaan pembuah chip dari AS Qualcomm atas tudingan monopoli dalam pasar chip telepon mobile.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya