SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Jagat maya sedang diramaikan video Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII tahun 2018 di Gedung Serba Guna, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), Minggu (7/10/2018) malam. Presiden dirisak lantaran dianggap salah mengucapkan Alfatihah menjadi Alfatekah.

Dalam video yang beredar, Presiden Jokowi mengajak semua yang hadir dalam acara MTQ di Sumut untuk bersama-sama membacakan surat Al Fatihah bagi korban bencana alam dan para keluarga yang selamat agar diberi kesabaran dan ketabahan. 

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Keluarga yang selamat agar diberi kesabaran dan ketabahan. Ala hadihiniyat Alfatekah,” ucap Jokowi.

Video Jokowi menyebut Alfatekah pun menyebar di grup WA dan viral di media sosial. Dalam video tersebut, terdengar suara peserta menyoraki Jokowi.

Ekspedisi Mudik 2024

Menanggapi hal itu, ulama pendukung Prabowo Subianto, Haikal Hasan Baras angkat bicara. Ia membela Jokowi dan menyayangkan sikap netizen yang berlebihan hingga mengolok-olok Jokowi.

“Saya Haikal Hasan, sedang dalam perjalanan dari Jeddah menuju Mekkah. Saya lihat di Jakarta sedang viral sebutan Alfatehah dengan Alfateka,” ucap Haikal Hassan dalam video yang beredar di Instagram hingga Facebook, Selasa (9/10/2018).

Menurut Haikal, penyebutan Alfatihah dengan Alfateka itu adalah masalah aksen. Karena itu, Haikal meminta agar penghinaan terhadap Jokowi di media sosial segera dihentikan.

“Bisa gak dihentikan? Saudara, teman-teman, Anda sudah mulai menghina itu namanya. Itu urusan aksen, urusan lidah, gak bisa dipaksain. Dan ada jutaan orang di Pulau Jawa menyebut Alfatihah itu dengan Alfateka,” tambahnya.

Haikal meminta agar warganet menghargai penyebutan Alfatihah dengan Alfateka, seperti yang diucapkan Jokowi saat pembukaan MTQ.

“Hargai dong, masih mau menyebut, orang masih mau berusaha menyebut kebaikan. Ya Allah, saya bilang, benar-benar deh, tolong hentikan. Saya tetap 2019 ganti Presiden. Tapi menghina, bukan kami,” tandas Haikal.

Tanggapan

Hal yang sama diungkapkan Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid. Menurutnya, Jokowi terbiasa menggunakan bahasa Jawa.

Alkhamdulillahirabbil’alami, alkhamdulllaaah. Ya Owoh. Kadang-kadang orang Jawa bilang begitu. [Contoh] Lakhaula walakuwata illabillah, orang Jawa kayak begitu, biasa,” ujar Nusron di Istana Bogor, Jawa Barat, dilansir Suara.com, Selasa (9/10/2018).

Nusron mengajak warganet tidak lagi mempersoalkan hal tersebut. Namun Nusron membenarkan kalau dalam salat pengucapan harus fasih.

Alhamdulillahirabbilalamin, harus jelas. Kalau memang logatnya oang Jawa itu yang memang seperti itu. Apa, bilang Ashar tidak bisa, ngashar kok. Bilang makan, mangan,” kata dia.

“Ini karena apa? karena aksentuasi, logat, nanti lama-lama ornag mempersoalkan tentang bahasa, kenapa ngomong Rika kok bukan Riko, orang tradisi Banyumas sama Jawa Timur berbeda. Kan begitu,” lanjut Nusron.

Menurut Nusron, warganet yang mempersoalkan ucapan Jokowi tidak paham tentang anatomi multikulturalnya Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya