Solopos.com, JAKARTA – Rais Syuriah PCNU Australia, Nadirsyah Hosen atau dikenal Gus Nadir, menyebut Dirut Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan sebagai pendukung Capres Prabowo Subianto. Ia menyimpulkan hal tersebut berdasarkan cuitan dan unggahan di lini masa atau timeline akun media sosial twitter milik Imam.
Hal tersebut diungkap Gus Nadir setelah Imam membenarkan ada tindakan represif dari aparat kepolisian kepada tim Dompet Dhuafa saat bertugas di aksi 22 Mei 2019 depan kantor Bawaslu. Karena itu ia mengaku tidak heran dengan sikap yang disampaikan Imam atas dugaan penyerangan terhadap anggota Dompet Dhuafa itu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Direktur Dompet Dhuafa ini dari timeline (TL)-nya jelas pendukung 02. Enggak heran sih,” cuit Gus Nadir dalam akun media sosial twitter miliknya @na_dirs Jumat (24/5/2019) pukul 03.43 WIB.
Direktur Dompet Dhuafa ini dari TL-nya jelas pendukung 02.
Gak heran sih ~
Saya lebih baik menyalurkan dana ZIS ke @nucare_lazisnu https://t.co/WpJOZfYbCt
— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) May 23, 2019
Gus Nadir justru menyarankan agar tidak menyalurkan sumbangan melalui layanan Dompet Dhuafa. Ia menyebut lebih baik jika menyalurkannya ke lembaga zakat milik NU yakni NUcare-LazisNU.
“Saya lebih baik menyalurkan dana ZIS ke @nucare_lazisnu (akun media sosial twitter milik NUcare-LazisNU),” kata Gus Nadir.
Menanggapi cuitan Gus Nadir, sejumlah akun lain juga turut berkomentar.
Pengelola Lembaga amal harusnya tidak berpihak & tidak partisan. Karena donasinya dari semua pihak, juga untuk semua pihak. Biaya operasional bahkan mungkin gajinya pun berasal dari semua pihak.
Saya juga hati2 memilih lembaga amal. Harus yg netral.— amirsyah (@amirsyahoke) May 23, 2019
Humanitarian bukannya seharusnya netral ya?
Apalagi ini urusannya kan masih diurus ke MK, belum selesai.
Kok sudah koar-koar begini pak?
Mungkin sudah pegang buktinya ?https://t.co/haxfuClnYc pic.twitter.com/btkmpEQmuf
— Harry Sufehmi (@hsuf) May 24, 2019
Soal mobil Dompet Dhuafa. Simak keterangan dari orang berilmu, jangan semata dengar komentar emosional. pic.twitter.com/JPn6M2Qpxa
— Kang Hasan (@telukjambe) May 24, 2019
Tapi kalau dilihat dari tab Like twitter bapak @daengdhuafa kita bisa tau beliau berpihak kemana sih Gus @na_dirs pic.twitter.com/XRa0MOmRoE
— Dwi Heryanto (@dwiherii) May 24, 2019
Diberitakan sebelumnya, beredar kabar di media sosial mengenai tindakan represif oknum kepolisian kepada tim medis Dompet Dhuafa Filantropi saat aksi 22 Mei 2019 yang berujung ricuh di sekitar kantor Bawaslu. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan.
Dalam keterangan tertulisnya, Imam menyebut tindakan represif tersebut terjadi pada Kamis (23/5/2019) pukul 00.15 WIB dini hari di sekitar Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. Akibatnya, tiga anggota medis Dompet Dhuafa menjadi korban dan dua kendaraan dirusak.
“Benar telah terjadi tindakan represif oknum kepolisian terhadap tim medis Dompet Dhuafa pada hari Kamis 23 Mei 2019 pukul 00.15 dini hari yang mengakibatkan tiga anggota tim medis harus dilarikan ke RSPAD serta pengrusakan terhadap dua kendaraan kami,” ujar Imam dalam keterangan tertulis, Kamis (23/5/2019).
Imam mengaku menyayangkan tindakan represif oknum kepolisian yang ia anggap berlebihan kepada tim medis dan relawan kemanusiaan yang membantu berbagai pihak di kejadian tersebut. Imam mengaku Dompet Dhuafa tidak memiliki tujuan politis atau keberpihakan dalam keterlibatannya di aksi tersebut.
“Sebagai lembaga kemanusaian, Dompet Dhuafa menerjunkan tim medis atas dasar kemanusiaan dan memegang teguh pinsip imparsial,” kata Imam.