SOLOPOS.COM - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustaz Wahyudin (tengah), memberi keterangan kepada wartawan di ponpes setempat, Senin (3/9/2012), terkait dua orang terduga kasus penembakan di Solo, beberapa waktu lalu. Ustaz Wahyudin menerangkan, dua orang yang tewas ditembak tim Densus 88, yakni Farhan dan Muhsin, adalah jebolan dari ponpes tersebut. (Foto: Dokumentasi)

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustaz Wahyudin (tengah), memberi keterangan kepada wartawan di ponpes setempat, Senin (3/9/2012), terkait dua orang terduga kasus penembakan di Solo, beberapa waktu lalu. Ustaz Wahyudin menerangkan, dua orang yang tewas ditembak tim Densus 88, yakni Farhan dan Muhsin, adalah jebolan dari ponpes tersebut. (Foto: Dokumentasi)

JAKARTA–Farhan Mujahid dan Muchsin Tsani, tersangka teroris yang tewas saat baku tembak dengan polisi, memang pernah bersekolah di Ponpes Islam Al Mukmin, Ngruki, Solo. Namun pimpinan ponpes menegaskan tidak pernah mengajarkan dan mengarahkan kekerasan kepada para santrinya.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Hal itu disampaikan Direktur Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Ustad Wahyudin dalam konferensi pers di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (13/9/2012). Dia didampingi oleh Wamenag Nasaruddin Umar dan sekitar 5 orang alumni Ponpes Al Mukmin.

Berikut ini 11 poin yang disampaikan Ustad Wahyudin:

1.  Kami menegaskan bahwa Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki tidak pernah terkait, baik langsung maupun tidak langsung dengan aksi tindak pidana terorisme, radikalisme, dan aksi-aksi kekerasan yang terjadi selama ini di Indonesia.

2. Kami tidak pernah mengajarkan, mengarahkan, apalagi menyetujui aksi-aksi kekerasan oleh pihak mana pun, termasuk oleh aparat keamanan untuk dijadikan alat, demi mencapai kepentingan politik, ekonomi, termasuk agama.

3. Kami menyatakan apabila ada alumni Ponpes Islam Al Mukmin melakukan tindak pidana terorisme dan atau terlibat dalam aksi-aksi langsung maupun tidak langsung dalam aksi terorisme, maka pimpinan Ponpes Al Mukmin Ngruki menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku.

4. Kami melihat bahwa aksi terorisme dan radikalisme yang selama ini terjadi sarat dengan kepentingan politik, ekonomi, bahkan agama yang seharusnya dijauhi oleh semua pihak, terutama para pengambil kebijakan dan atau pemangku kekuasaan.

5. Kami mengimbau kepada pihak-pihak tertentu jangan sekali-pkali mengorbankan umat atau rakyat demi mencapai kepentingan pribadi atau golongan yang bersifat sementara. Oleh karena itu, kami keluarga besar Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki tidak mau dijadikan alat atau kendaraan politik, kekuasaan, baik oleh perorangan, golongan, maupun kelompok tertentu dengan mengorbankan nama Ponpes Al Mukmin Ngruki.

6. Kami memiliki penilaian tersendiri bahwa berbagai fakta yang terjadi terkait aksi terorisme yang banyak disampaikan berbagai pihak dan media sebagai bentuk kejanggalan fakta. Untuk itu, kami menyerahkan kepada seluruh elemen masyarakat agar ikut menilai dengan seadil-adilnya.

7. Kami Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki dan juga pesantren-pesantren di Indonesia pada umumnya hanya mengajarkan tentang Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia, jauh dari tindak kekerasan dan intoleransi.

8. Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki terbuka untuk siapa pun dan kami juga membagikan renstra, visi, dan misi, juga kurikulum yang kamai ajarkan kepada santri kami kepada publik agar bisa dijadikan sebagai jendela informasi tentang Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki yang sesungguhnya.

9. Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama membangun dan mewujudkan Indonesia dengan sebaik-baiknya menuju baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, negara yang baik sejahtera serta diridhoi oleh Allah dan bersama-sama memerangi musuh kita bersama yakni korupsi, segala bentuk kekerasan, kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

10. Kepada para pemegang kebijakan, baik eksekutif maupun legislatif harus selalu berpihak dan berorientasi pada kemaslahatan rakyat, sesuai kaidah tashorruful imam ala raiyati manuthun bil maslahah. Oleh karena itu politik dan kebijakan yang dijalankan oleh negara harus demi kemaslahatan rakyat dan bangsa, bukan politik kekuatan dan politik pecah belah.

11. Demikian pernyataan kami, kami berterima kasih kepada media yang telah turut berperan aktif menyampaikan berita yang rasional, valid, dan objektif terkait kasus terorisme dan radikalisme selama ini, terutama yang berkaitan dengan Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki. Semoga Allah meridhoi langkah kita untuk membangun umat yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya