SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DAVOS--Dewan Keamanan (DK) PBB diharapkan bisa berperan lebih dan satu suara menghadapi krisis di Suriah, menyusul jumlah korban kekerasan militer yang terus berjatuhan.

“Saya berharap bahwa Dewan Keamanan akan mampu bertindak,” kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Jumat (27/1/2012), merujuk pertemuan DK PBB untuk membahas krisis Suriah. Ban juga mendesak Damaskus untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejauh ini 15 negara anggota DK PBB Belum mampu menyepakati sebuah resolusi terhadap penindasan rezim Suriah terhadap para demonstran antipemerintah menentang kekuasaan Presiden Bashar al-Assad sejak aksi itu meletus pada Maret tahun lalu. Rusia dan China telah menggunakan hak veto mereka sebagai anggota tetap DK untuk memblokir resolusi Eropa pada Oktober 2011.

Rusia sejak itu mengusulkan resolusi sendiri, namun negara-negara Barat menyebutnya tidak seimbang. Pertemuan yang digelar di markas besar PBB di New York, Jumat waktu setempat, mengagendakan resolusi baru untuk mengutuk tindakan keras militer Suriah terhadap warga sipil.

Saat berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Ban pun mendesak DK PBB untuk segera bertindak. “Kita harus menangkap momentum saat ini. Kita harus membantu orang-orang (rakyat Suriah). Mereka telah tertindas begitu lama”.

“Sekarang mereka telah bergerak, para perempuan dan orang muda. Mereka menginginkan aspirasi ini. Itulah mengapa saya mendesak para pemimpin untuk mendengarkan dengan tulus dan hati-hati aspirasi mereka,” tambah Ban, seperti dilansir yahoonews.

Ban berjanji, dirinya akan terus mendorong agar DK PBB segera bertindak terkait krisis Suriah. “Saya akan terus melakukan itu,” tandasnya.

Sebelumnya, Liga Arab yang telah menarik tim pemantau mereka dari Suriah, meminta Assad untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, sehingga pemilu dapat segera diselenggarakan di Suriah. Sejak aksi protes menentang Assad meletus tahun lalu, PBB mengatakan lebih dari 5.400 orang telah tewas akibat tindak kekerasan militer.

(JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya