SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok.SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)--Dua sekolah yang melaksanakan program SMP Plus yakni SMPN 26 dan SMPN 17 Solo mengaku belum dapat menjangkau siswa tak mampu yang berada di daerah sekitar sekolah lantaran mengalami keterbatasan kuota.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala SMPN 26 Solo, Sutrisno, saat dihubungi Espos, Rabu (16/11) mengungkapkan, penambahan sekolah plus yang berada di wilayah Solo utara dan selatan dinilai masih potensial, mengingat sejumlah siswa yang berada di beberapa wilayah belum terjangkau.

Di SMPN 26 yang berada di wilayah Solo bagian barat, memiliki tujuh kelas dengan jumlah murid tak mampu sekitar 200 siswa dari total jumlah murid 234 orang.

Berdasarkan data sekolah, mereka yang mendaftar di sekolah plus itu tersebar dari beberapa daerah mulai dari wilayah Solo utara hingga selatan.

“Kami mengalami keterbatasan kuota pendaftaran, sehingga terpaksa menolak sejumlah siswa tak mampu yang mendaftar,” jelasnya.

Menurutnya, wacana yang digulirkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Solo mengenai penambahan program sekolah plus masih relevan dilaksanakan mengingat sejumlah siswa kurang mampu dari beberapa daerah membutuhkan program serupa.

Dia mengungkapkan karena sekolah memakai cara pendaftaran online, tidak menutup kemungkinan ada siswa dari keluarga mampu yang juga diterima lantaran menempatkan SMPN 26 sebagai pilihan kedua.

Porsi penerimaan siswa dari luar kota tetap dibuka dengan kuota 10% dari total siswa diterima.

“Kebanyakan pendaftar memang dari jalur offline. Mereka datang ke sekolah dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu,” jelas dia.

Homet visit

Hal senada diungkapkan Kepala SMPN 17 Solo, Prih Sasonodadi. Dia mengungkapkan tak hanya berdasarkan data tertulis berupa kartu keluarga miskin (Gakin), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), pihak sekolah juga melakukan home visit untuk memastikan apakah siswa tersebut layak untuk mendapatkan bantuan.

Menurutnya, dari sejumlah data yang dilampirkan, sebagian siswa memang berasal dari keluarga yang tidak mampu dan membutuhkan uluran tangan.

“Ada siswa yang tinggal di daerah tanggul sungai dengan bangunan rumah yang memprihatinkan. Meski demikian, semangat sekolah mereka untuk melanjutkan sekolah sangat tinggi,” jelas dia.

Dengan program bantuan kebutuhan personal, seperti seragam, uang saku, tas dan sepatu, mereka diharapkan dapat termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Prih menambahkan jumlah peserta didik SMPN 17 sebanyak 629 orang, dengan jumlah total siswa kurang mampu yakni 414 orang.

Lebih lanjut dia mengungkapkan mereka berasal dari daerah Nusukan, Sumber dan Kadipiro. “Untuk kelas VII, kami telah melakukan home visit ke 167 siswa. Dari hasil tinjauan lapangan, para siswa itu memang berasal dari keluarga tidak mampu,” ungkap dia.

(das)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya