SOLOPOS.COM - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat konferensi pers di Cikeas, Rabu (2/11/2016). (Youtube)

SBY dilaporkan Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi ke Bareskrim terkait pidato “lebaran kuda” belum lama ini.

Solopos.com, JAKARTA — Forum Silaturahmi Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lintas Generasi melaporkan Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Bareskrim Polri. Pelaporan itu terkait pidato pada Rabu (2/11/2016) yang mereka anggap telah memprovokasi masyarakat saat aksi demo 4 November 2016.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Awal penyampaian dalam pidato itu cinta damai. Namun setelah dipelajari, pidato itu mengandung hasutan dan kebencian etnis tertentu,” kata Koordinator Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi, Mustaghfirien, di Gedung Bareskrim Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (10/11/2016), dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut Mustaghfirien, dalam pidato itu, SBY menyampaikan bahwa 200 juta rakyat jangan tersandera dengan satu orang dan sampai lebaran kuda pun demo akan terus terjadi, kalau Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak diadili. Menurutnya, pernyataan tersebut politis.

“Pernyataan SBY ini cenderung politis kepada Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sebagai mantan kepala negara, harusnya memberi pernyataan menyejukkan, tetapi ini malah memprovokasi,” tuturnya. Baca juga: SBY Sebut “Unjuk Rasa Sampai Lebaran Kuda”, Pengamat: Itu Provokasi.

Sementara itu, Sekretaris Forum Silaturrahmi Alumni HMI Lintas Generasi, Adhel Setiawan. melihat penangkapan kader-kader HMI saat aksi unjuk rasa itu tidak mungkin terjadi apabila tidak ada provokasi.

“Tidak mungkin mereka melakukan tindakan anarkis tanpa ada provokasi. Lalu tiba-tiba Pak Jokowi berpidato bahwa aksi kemarin itu diprovokasi atau ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik. Kami menilai ada aktor politik dibalik demo itu,” kata Adhel.

Ia menilai SBY melanggar Pasal 160 KUHP juncto Pasal 16 UU No. 40/2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis. “Bukti-bukti permulaan yang sudah kami sampaikan adalah video lengkap pidato SBY yang menurut kami sudah memenuhi unsur kedua pasal tersebut,” ujarnya. Baca juga: Sebut Intelijen Ngawur, SBY “Ajari” Jokowi Cara Menghadapi Demo 4 November.

Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat, keagamaan dan mahasiswa berunjuk rasa menolak penistaan agama di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (4/11/2016).

Awalnya, aksi berjalan damai. Namun muncul kericuhan selepas salat Isya sehingga petugas melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan konsentrasi pengunjuk rasa. Akibat kerusuhan itu, sebanyak 350 orang dari aparat gabungan dan massa pengunjuk rasa terluka dan 21 kendaraan hancur dirusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya