SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo. (Instagram/@ganjar_pranowo)

Solopos.com, BOYOLALI – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, angkat bicara terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS dari Suriah. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyebut Pemprov Jawa Tengah (Jateng) belum memiliki rencana untuk menampung kepulangan WNI eks pengikut ISIS asal Jateng.

Ganjar Pranowo mengatakan, yang semestinya pulang adalah WNI berprestasi di luar negeri. Bukan mereka yang sengaja meninggalkan Indonesia demi bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cegah Virus Corona, Impor Binatang Hidup dari China Segera Disetop

“Yang harus pulang itu mereka-mereka yang pergi ke luar negeri dan berprestasi, bukan orang-orang yang itu,” ujar Ganjar Pranowo ketika ditemui seusai memberi sambutan dalam pembukaan rakernas Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Sabtu (8/2/2020).

Ganjar Pranowo juga menegaskan pihaknya tidak punya data pasti terkait jumlah warga Jateng yang ke luar negeri demi bergabung dngan ISIS. Dia menegaskan para WNI itu pergi tanpa pamit. Jadi, dia tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka.

Wong mereka pergi tidak pamit saya. Lagi pula mau pulang ke mana ya terserah dia. Datang ke Indonesia kan paspornya juga sudah dibakar,” imbuh Ganjar Pranowo.

10 Berita Terpopuler: Hidup Bareng King Cobra hingga Aneka Kuliner Pedas di Solo

Sampai saat ini, Pemprov Jawa Tengah getol melakukan program deradikalisasi untuk mencegah munculnya paham radikal. Namun, Ganjar Pranowo mengakui program tersebut belum sepenuhnya efektif mencegah berkembangnya paham radikalisme di seluruh lapisan masyarakat.

Bagi Ganjar Pranowo, Kota Solo merupakan contoh yang baik dalam menjalankan program deradikalisasi. Dia menilai sejumlah mantan narapidana kasus terorisme sudah berani membuka diri menceritakan tindakan yang dilakukan salah dan berbahaya.

Mitos Pohon Nangka di Asale Dukuh Kebonso Boyolali

Kendati begitu, warga tetap diminta selalu waspada lantaran cerita yang beredar tidak dipastikan salah atau benar. Ganjar Pranowo menambahkan, program deradikalisasi masih butuh waktu panjang dan pemantapan metode untuk menjangkau masyarakat di seluruh wilayah Jateng.

Dia pun mengingatkan pemerintah pusat agar tetap berhati-hati menyikapi keadaan tersebut. “Kalau diperlukan kami siap memberikan kesaksian-kesaksian yang ada di lapangan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya