SOLOPOS.COM - Suasana pedestrian Malioboro di malam hari. (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, JOGJA – Jagad sosial media dihebohkan dengan kritik wisatawan luar soal tingginya harga makanan di Malioboro atau nuthuk harga. Dalam video singkat yang tersebar, seorang wisatawan mengaku kesal dengan harga makanan di kawasan Malioboro yang harganya selangit.

Dia mengaku mesti membayar Rp20.000 untuk lele dan Rp7.000 untuk nasi. Anehnya, dia juga diminta membayar Rp10.000 lagi saat meminta sambel dan lalapan. Wisatawan itu mengaku tidak tahu apakah harga tersebut berlaku di semua tempat atau hanya di satu lokasi itu saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat dimintai konfirmasi, Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro, Desio Hartonowati mengatakan bahwa pedagang yang disebut itu bukan merupakan anggotanya. Dia telah mengecek ke sejumlah pedagang yang menjadi anggota Paguyuban dan tidak ditemukan harga yang diluar batas normal.

Ekspedisi Mudik 2024

“Itu bukan dari anggota kami. Dipastikan itu merupakan pedagang dari kawasan Jalan Perwakilan yang tidak ada komunitas dan Paguyubannya,” ujarnya, Rabu (26/5/2021).

Baca Juga: Kementerian BUMN Buka Lowongan Deputi Bidang SDM TI, Ini Syaratnya

Ditindak Tegas

Desio mengatakan, sebelum Lebaran dan libur panjang lalu pihaknya bersama UPT Malioboro juga sudah melakukan pengecekan ke sejumlah pedagang. Tidak didapati harga yang tidak masuk akal dan semua terdokumentasi baik menu dan juga keterangan harga.

“Sebelum Lebaran kami juga sudah cek itu harga dari teman-teman dan yang paling tinggi itu Rp18.000 untuk pecel lele, itu sudah ada lalap sama sambelnya,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta kepada Pemkot Jogja agar menindak tegas persoalan itu. Sebab, yang selalu kena getahnya adalah keseluruhan pedagang di kawasan Malioboro. Padahal hanya satu atau dua oknum yang melakukan.

“Kami minta UPT dan pemerintah ada tindakan tegas karena kalau begini kami juga yang kena. Karena wisatawan ini kan saat menemukan harga tinggi di sekitaran jalan Malioboro misalnya, itu bilangnya pedagang di Malioboro padahal bukan. Kami selalu awasi anggota dan kami foto itu harga menu setiap menjelang libur Lebaran atau libur panjang,” katanya.

Baca Juga: Sempat Menghebohkan, Danau yang Muncul Setelah Siklon Seroja Kini Mengering

Sementara, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengaku sudah mendapat laporan soal kejadian itu. Dia mengaku belum bisa memastikan kapan kejadian itu berlangsung. Namun, dia menyebut bahwa kejadian itu tidak terjadi di Malioboro tapi di sekitar Jalan Perwakilan yang sudah masuk ke wilayah Danurejan.

“Setelah dicermati ternyata locusnya itu di lesehan Jln Perwakilan, Ketua PPLM juga bilang bahwa H-1 daftar menu sudah dimonitoring dan aman, tidak ada yang di luar standar harganya. Jln Perwakilan itu menjadi otoritas Kementren Danurejan, akan segera kami ajak berkoordinasi, bagaiman pun Malioboro yang kena imbasnya,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya