SOLOPOS.COM - Ilustrasi memasak sebagai aktivitas PRT.(Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah akan membagikan 300.000 paket kompor listrik kepada warga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Paket kompor listrik yang diberikan kepada warga yang tercantum dalam DTKS tersebut rencananya diberikan secara gratis. Hal tersebut sebagai implementasi konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi pada tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Boyolali menanggapinya dengan berbagai kemungkinan, salah satunya adalah risiko masyarakat kembali menggunakan kayu bakar.

Warga Kecamatan Musuk, Mulyono, 26, mengatakan dirinya tetap mengapresiasi program pemerintah ini. Ia berharap penyaluran paket kompor listrik bisa tepat sasaran.

Ekspedisi Mudik 2024

“Soalnya kemarin yang gas elpiji [3 kilogram] ada yang kurang tepat sasaran. Apalagi program ini kan untuk masyarakat yang masuk dalam DTKS,” jelasnya kepada Solopos.com, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Begini Cara Daftar BLT BBM Rp600.000 Lewat HP

Dengan program ini menyasar masyarakat DTKS, ia memperkirakan banyak masyarakat dalam daftar masih menggunakan daya listrik 450 volt ampere (VA). Sehingga, masyarakat masih harus menaikkan daya.

“Ketika daya dinaikkan, otomatis pajak listrik warga DTKS ikut naik. Dan nambah pengeluaran dan otomatis berimbas pada sektor ekonomi lainnya,” kata dia.

Mulyono juga menyatakan kemungkinan kompor listrik bisa saja tidak dipakai ketika tagihan listrik justru membengkak. Kemungkinan tersebut, lanjut dia, dapat membuat warga kembali menggunakan gas elpiji 3 kilogram.

“Kalau orang kota mungkin balik ke gas elpiji, kalau orang desa seperti saya kebanyakan masih pakai kayu mungkin balik lagi ke kayu,” kata dia.

Sebagai pengguna daya listrik 450 VA, Mulyono berandai-andai jika mendapatkan kompor listrik, maka ia akan tetap menggunakan seperlunya untuk menghemat biaya listrik.

Baca juga: Ini Respons Pelaku UMKM Sragen soal Konversi Elpiji 3 Kg ke Kompor Induksi

Sementara itu, warga Kecamatan Boyolali, Lia, 46, mengaku dirinya adalah pengguna daya listrik 450 VA dan jika mendapatkan kompor listrik gratis maka akan diterima senang hati.

“Tapi setelah itu mau digunakan atau tidak, ya tergantung hemat mana. Kalau lebih hemat dari kompor gas, ya beralih ke kompor listrik. Namun, kalau lebih memberatkan ya tetap pakai kompor gas,” jelasnya.

Emma melanjutkan ketika nanti penggunaan kompor listrik ternyata lebih memberatkan dan tabung gas semakin langka di pasaran, ia kemungkinan akan beralih ke kayu bakar lagi.

“Semoga apa pun kebijakan pemerintah itu dapat meringankan beban masyarakat,” ujar ibu rumah tangga tersebut.

Ibu rumah tangga lain asal Kecamatan Cepogo, Lastri, 46, mengatakan dirinya hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah yang ingin mengkonversi gas elpiji ke kompor induksi.

Baca juga: Akademisi ITB Sarankan Ada Subsidi Pembelian Kompor Listrik, Ini Tujuannya

Ia berharap jika kompor listrik dibagi untuk penerima dan akan ada kenaikan daya listrik, tarif untuk penerima diturunkan sehingga tidak terlalu membebani pengguna.

Lastri mengatakan jika penggunaaan kompor listrik membuat pengeluaran rumah tangga naik, maka kemungkinan masyarakat mencari alternatif lain seperti kayu bakar.

“Sebagai masyarakat gini ya sudah nerimo saja, misal dibagi ya silakan dibagi. Tapi nanti tolong dipikirkan itu kompornya bakal digunakan atau tidak oleh masyarakat,” harap Lastri.

“Jangan sampai sudah ngasih kompor listrik yang aslinya mahal, terus kompornya enggak dipakai masyarakat karena pajak listriknya naik kan maneman anggarannya,” harap Lastri lagi.

Baca juga: Beralih ke Kompor Induksi, Warga Kota Solo Hemat hingga 40%

Sementara, dilansir dari Antara.com, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan penerima kompor listrik gratis untuk konversi elpiji ke kompor induksi tidak perlu menambah daya listrik.



Selama ini, masyarakat menilai dengan menggunakan kompor induksi, maka daya listrik akan dinaikkan dan menambah beban pembayaran listrik.

Koordinator Harga Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Ferry Triansyah pada acara Talkshow New Lifestyle with Kompor Induksi menyatakan pemerintah bersama PLN telah melakukan proyek percontohan konversi kompor elpiji ke induksi di Solo, Jawa Tengah, dan Bali.

Masing-masing 1.000 keluarga penerima manfaat dengan daya 450 VA dan 900 VA.

“Dalam pilot project ini masyarakat diberikan kompor induksi dan di-setting listriknya untuk menyesuaikan kebutuhan kompor induksi tanpa mengubah daya yang sebelumnya sudah kontrak dengan PLN,” ujarnya.

Baca juga: Ini Respons Pelaku UMKM Sragen soal Konversi Elpiji 3 Kg ke Kompor Induksi

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan mengatakan terkait besaran daya listrik masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan daya listriknya saat menggunakan kompor induksi.

“Pelanggan tidak perlu khawatir listrik di rumah tidak cukup saat memasak dengan kompor induksi, karena khusus penerima manfaat diberikan jalur listrik khusus untuk memasak di dapur dengan daya 2.800 watt yang hanya dapat digunakan memasak dengan kompor induksi,” jelas Doddy.

Seperti diketahui, dalam program konversi elpiji ke kompor induksi, PLN mendorong masyarakat pengguna listrik 450 VA untuk beralih menggunakan kompor induksi.

Program ini juga dipastikan tidak menambah beban biaya listrik masyarakat karena penggunaan listrik dari kompor induksi melalui jalur khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya