SOLOPOS.COM - Foto Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin (tengah-kiri) dan Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH (tengah-kanan), berjabat tangan tanda kerja sama kedua partai dalam Pilkada Boyolali, Sabtu (27/4/2024). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Boyolali memutuskan bergabung atau berkoalisi dengan DPC PDIP Boyolali guna mengusung calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup) pada Pilkada Boyolali 2024.

Keputusan itu mengejutkan sejumlah pihak, terutama Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum dan sejumlah partai politik yang diproyeksikan memperoleh kursi di DPRD Boyolali.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal itu karena sebelumnya ada tanda-tanda PKS bakal bergabung dengan partai parlemen non-PDIP seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKB untuk membentuk poros koalisi di luar PDIP.

Belum terungkap secara pasti apa alasannya PKS akhirnya memutuskan berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Boyolali 2024. Namun soal tujuan koalisi itu, Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin, mengatakan untuk membangun Boyolali.

Nur Arifin mengatakan dalam beberapa kali Pilkada Boyolali, PKS pernah berkoalisi dengan parpol yang berbeda-beda. Misalnya dengan Partai Golkar pada Pilkada Boyolali 2010.

Kemudian dengan Partai Gerindra dan PKB pada Pilkada 2015. Namun, PKS juga pernah tidak berkoalisi dengan partai mana pun pada Pilkada 2020.

“Makanya sekarang ini kami menjajaki kerja sama yang di luar itu tadi, kebetulan PDI Perjuangan. Alhamdulillah, ada hubungan yang baik, yang kemudian kami bisa membangun lima tahun ke depan,” kata dia saat diwawancarai wartawan di acara halalbihalal DPD PKS Boyolali di Gedung PKPN Boyolali, Minggu (28/4/2024).

Mengenai tawaran dari PDIP yang membuat PKS mau berkoalisi, Nur Arifin mengatakan PKS diberikan kesempatan untuk membangun Boyolali bersama-sama. Kerja sama PKS dan PDIP, lanjutnya, juga tidak terkait dengan hasil Pilpres 2024.

Seperti diketahui, dalam Pilpres, baik PDIP maupun PKS bukan partai pendukung pasangan calon yang menang yakni Prabowo-Gibran. Lebih lanjut, Nur Arifin mengatakan selama ini PKS dinilai seolah-olah selalu menjadi oposisi di Boyolali dan berhadapan dengan PDIP yang memimpin di Boyolali.

Melawan Kotak Kosong

Pada lima tahun ke depan, PKS ingin mengubah penilaian tersebut. “Kami ingin lima tahun ke depan, PKS berkontribusi untuk bersama-sama membangun Boyolali. Tentu tidak mengurangi kritis kami terhadap Pemerintah Kabupaten Boyolali ketika ada hal-hal yang memang perlu diberi masukan,” kata dia

Sementara itu, dalam video yang beredar seusai tercapai kesepakatan koalisi antara PDIP dan PKS untuk Pilkada Boyolali 2024, Nur Arifin membacakan pantun yang disambut senyum oleh Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH, dan peserta lain yang datang di acara tersebut.

“Tuku es nyang kacangan, aja lali gawa oleh-oleh ditenteng. Bersama PKS dan PDI Perjuangan, Pilkada Boyolali terasa luwih enteng,” ucap Nur Arifin disambut tepuk tangan.

Di sisi lain, Susetyo saat dijumpai pada acara halalbihalal DPD PKS Boyolali, Minggu, tak menampik partainya membuka pintu koalisi dengan partai lain seperti PKS.

“Siapa pun nanti yang mau bekerja sama dengan kami, mengapa tidak? Yang penting semua demi kemaslahatan, demi kebaikan Kabupaten Boyolali,” kata dia.

Ia juga tak menampik jika memang pasangan calon yang diusung koalisi PDIP nanti harus berhadapan dengan kotak kosong. “Bisa juga seperti itu, jenengan pirsa [Anda tahu sendiri], ketika kami melawan kotak kosong ya penak sak apa-apane. Mengapa tidak? Tapi prinsipnya kami PDI Perjuangan siap untuk semuanya,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris DPC Partai Gerindra Boyolali, Rohmat Junaidi, mengaku kaget dengan koalisi PKS dan PDIP. “Wong ketemu terakhir pas buka bersama itu masih baik-baik saja. Beliau-beliau dari PKS yang hadir menyampaikan butuh waktu untuk komunikasi dengan DPW-nya,” ujar dia kepada Solopos.com, Minggu (28/4/2024).

Kendati begitu, ia mengatakan Partai Gerindra Boyolali menghormati keputusan PKS dan menilai hal tersebut sah-sah saja. “Ya mungkin hasil dari DPW mereka menggariskan untuk merapat ke sana [PDIP],” tambah Junaidi.

Namun, ia tetap menyayangkan keputusan PKS yang memilih berkoalisi dengan PDIP di Pilkada nanti. Ketua DPC PKB Boyolali, Eko Mujiono, juga mengaku kaget dengan bergabungnya PKS dan PDIP menuju Pilkada Boyolali 2024. Padahal, sebelumnya PKS merapat bersama PKB, Partai Gerindra, dan Partai Golkar untuk berkoalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya