SOLOPOS.COM - Cabup-cawabup yang diusung Koalisi Wonogiri Sukses, Joko Sutopo (kiri)-Setyo Sukarno atau Josss berorasi saat deklarasi koalisi di Aula Saraswati, kawasan kota Wonogiri, Kamis (3/9/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Cabup-cawabup nomor urut dua pilkada Wonogiri, Joko Sutopo-Setyo Sukarno atau Josss menyatakan tak akan menggugat keputusan Komisi Pemilihan Umum terkait penggunaan diksi "nyawiji" di alat peraga kampanye dan bahan kampanye cabup-cawabup nomor urut satu, Hartanto-Joko Purnomo atau Harjo.

Paslon yang diusung Koalisi Wonogiri Sukses itu meyakini masyarakat sudah cerdas, sehingga tak akan terpengaruh dengan kata "nyawiji" yang dipakai Harjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (1/10/2020), KPU Wonogiri sudah menerbitkan berita acara tentang alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye (BK), Senin (28/9/2020) lalu.

KDRT di Karanganyar Bak Gunung Es, Banyak yang Takut Lapor

Kedua paslon tetap menggunakan kata nyawiji dalam APK dan BK sebagai slogan atau tagline. Harjo memakai slogan Saiyeg Saeka Kapti Nyawiji Milih Nomor Siji, sedangkan Josss menggunakan tagline Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri.

Sebelumnya, kubu Josss keberatan Harjo memakai kata nyawiji dalam APK dan BK karena kata tersebut sudah dipakai untuk mem-branding atau mencitrakan Joko Sutopo sejak tiga tahun lalu. Kedua belah pihak sempat berunding, tetapi tak membuahkan hasil.

Josss berpeluang menggugat berita acara KPU ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu jika keputusan tersebut dinilai tak sesuai harapan. Gugatan diajukan maksimal tiga hari setelah KPU menerbitkan berita acara tentang APK dan BK. Kamis itu merupakan hari terakhir Josss berkesempatan mengajukan gugatan.

Cawabup Setyo Sukarno, memastikan pihaknya tak akan menggugat berita acara KPU. Josss, tim pemenangan, dan segenap yang terlibat dalam pemenangan Josss akan mematuhi keputusan KPU.

Sekretaris DPC PDIP Wonogiri itu tak mempermasalahkan Harjo yang menggunakan kata nyawiji dalam APK dan BK. Dia meyakini publik Wonogiri sudah cerdas sehingga dapat membedakan nyawiji yang mempresentasikan Josss dan nyawiji milik Harjo. Alhasil, secara psikologi masyarakat tak akan terpengaruh dengan kata nyawiji yang dipakai Harjo.

“Biar masyarakat yang menilai. Saya yakin masyarakat sudah tahu siapa yang menginisiasi [memakai] nyawiji lebih dulu,” kata Setyo saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Tidak Etis

Dia melanjutkan penggunaan kata nyawiji oleh kubu Harjo secara hukum positif tidak melanggar. Namun, Setyo menilai penggunaan kata nyawiji oleh rival tidak etis, karena kata tersebut sudah dipakai untuk mencitrakan Joko Sutopo sejak lama. Dia meyakini kubu Harjo memahami hal tersebut.

Setyo menegaskan Go Nyawiji Sesarangen Mbangun Wonogiri merupakan slogan yang melekat pada Joko Sutopo, bukan slogan Pemkab. “Prinsipnya kami mengikuti yang menjadi keputusan KPU. Karena yang penting bagi kami edukasi politik kepada masyarakat tidak hanya tertumpu pada kata-kata,” ulas Setyo.

Banyak yang Tak Tahu! 5 Artis Cantik Ini Ternyata Punya Suami Polisi

Cawabup nomor urut satu, Joko Purnomo, menyatakan pihaknya menggunakan kata nyawiji setelah memperoleh nomor urut satu yang dalam bahasa jawa disebut siji. Nyawiji menurut dia merupakan padanan kata siji sehingga dinilai pas dipakai untuk slogan. Artinya, Harjo memakai nyawiji secara spontan. Bagi dia tidak ada yang perlu diributkan dengan penggunaan kata nyawiji. Terlebih, slogan lengkap masing-masing paslon sangat berbeda.

“Kalau misalnya [dengan penggunaan kata nyawiji] masyarakat terarahkan [ke Harjo] itu persoalan lain. Undang-undang tak melarang [paslon menggunakan kata tertentu],” kata mantan Ketua KPU Jateng dan Wonogiri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya