SOLOPOS.COM - Salah satu ilustrasi karya Dosen FSRD UNS Solo, Andi Setiawan, yang menggambarkan fenomena warga menanggapi Pilkada Solo. (Istimewa/Facebook Andi Setiawan)

Solopos.com, SOLO – Gerakan kotak kosong melawan Gibran muncul menjelang Pilkada Solo 2020. Pakar komunikasi UNS Solo, Sri Hastjarjo, menilai gerakan ini bersifat positif.

Sri Hastjarjo menilai fenomena tersebut merupakan bukti masyarakat Solo peduli atau tidak apatis terhadap pilkada.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya melihat itu positif karena masyarakat tidak serta-merta ngikut aja. Banyak komentar paling-paling masyarakat apatis. Tapi gerakan ini bukti rakyat berani bersuara,” terangnya saat ditemui di UNS Solo, seperti dilansir Detik.com, Sabtu (8/8/2020).

Dosen komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu menilai gerakan kotak kosong bukan hanya soal mengalahkan calon tunggal. Tetapi suara di dalam kotak kosong semestinya menjadi catatan tersendiri bagi calon tunggal.

Ini Aktivitas Mbah Minto Klaten Setelah Jadi Jutawan

"Bagi saya, gerakan itu bukan masalah sukses atau tidak, tetapi ekspresi itu menunjukkan masyarakat tidak apatis dan masih peduli. Apalagi kalau jumlah kotak kosong signifikan, maka menjadi catatan bahwa banyak masyarakat yang tidak menerima calon itu," kata dia.

Meski demikian dia meyakini ada lawan bagi Gibran-Teguh di Pilkada Solo. Dia pun menyoroti keberanian Bajo yang maju dari jalur independen.

“Kalau saya lihat, pasangan Bajo kemungkinan bisa lolos, karena tinggal satu langkah lagi. Ini saya pikir bagus ya, membuka peluang ke depan agar masyarakat berani maju pilkada melalui jalur independen," ujarnya.

Wajib Tahu! Ini Kamus Pintar Bahasa Wong Sragen, Biar Gak Gagal Paham

Peluang Gibran

Dia pun menilai peluang Gibran-Teguh memenangkan Pilkada Solo 2020 cukup besar. Tetapi partai pengusung perlu waspada dengan Bajo maupun kotak kosong yang bisa menjadi media perlawanan bagi dominasi Gibran.

"Sangat mungkin orang-orang yang kecewa atas terpilihnya Gibran mengalihkan dukungan ke kotak kosong ataupun Bajo. Tinggal bagaimana PDIP bisa memastikan kadernya solid. Dengan perolehan suara seperti pada Pileg 2019 saja mereka pasti menang," tandasnya.

4 Kata dari Gibran untuk 2 Cucu PB XII  yang Ingin Maju Pilkada Solo 2020

Sebagai informasi, gerakan kotak kosong muncul lantaran Gibran Rakabuming Raka diprediksi menjadi calon tunggal di Pilkada Solo 2020. Fenomena ini pun ditangkap dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS Solo, Andi Setiawan, 40, dan diilustrasikan ke dalam media visual. Ilustrasi visual karya Andi lantas diunggah di akun medsos pribadinya, baik Facebook, Instagram, dan Twitter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya