SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pendidikan SMP (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI — DPRD Wonogiri meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengkaji lebih dalam sebelum menerapkan kebijakan lima hari sekolah bagi Sekolah Menengah Pertama (SMPN).

Menurut anggota DPRD Wonogiri, Imron Rizkyarno, 28, Jumat (1/11/2019), kebijakan tersebut akan memunculkan pro dan kontra. Politikus Gerindra itu meminta Disdikbud tak hanya mendengarkan pihak yang pro, tetapi harus juga memperhatikan pihak yang kontra.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Fraksi Gerindra tersebut menilai sekolah lima hari bakal mengubah kebiasaan anak.

Dia mencontohkan tak sedikit siswa yang selama ini selalu diminta membantu orang tua bekerja di ladang, tempat usaha, atau di rumah setelah pulang sekolah siang.

Dengan adanya kebijakan sekolah lima hari berarti siswa tersebut bakal tak bisa membantu orang tua mereka lagi sepulang sekolah.

Permasalahan lain yang bisa muncul, yakni anak menjadi malas belajar saat sore atau malam hari karena sudah merasa capai.

Selain itu tidak menutup kemungkinan anak justru merasa leluasa bermain di luar rumah, lantaran waktu libur semakin panjang. Alih-alih menghabiskan waktu libur bersama keluarga, anak malah bermain bersama teman-temannya entah ke mana.

“Kalau sekolah enam hari seperti biasanya, siswa bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan seperti itu penting juga buat anak agar mereka berkegiatan positif dan belajar berorganisasi. Kalau sekolah sampai sore, pukul 15.30 WIB atau bahkan 16.00 WIB misalnya, dan hanya sampai Jumat, apakah siswa nanti tetap bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? Kalau kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan Sabtu semua pas anak libur, sama saja sekolah enam hari,” kata anggota DPRD Wonogiri tahun termuda asal Girimarto itu.

Imron berharap Disdikbud Wonogiri menguji cobanya terlebih dahulu sebelum kebijakan benar-benar diterapkan secara efektif.

Rencana penerapan kebijakan tersebut menjadi perbincangan di Instagram yang berisi pengguna akun asal Wonogiri. Ada pengguna medsos yang menyatakan setuju ada pula yang tak setuju.

Pengguna akun yang tak setuju, niiawidayati, mengatakan jam pulang lima hari sekolah, yakni pukul 15.30 WIB terlalu sore.

Hal itu tak masalah jika jalur sekolah dilalui angkutan umum hingga sore. Namun, bakal menimbulkan masalah jika jalur sekolah pada jam tersebut tak dilalui angkutan umum. Sebab, siswa bakal tak bisa pulang.

Pengguna akun, nana_539, menyatakan setuju karena anak bakal memiliki waktu istirahat bersama keluarga lebih lama.

Diberitakan, Disdikbud Wonogiri merencanakan penerapan lima hari sekolah bagi SMPN. Di Kota Sukses tercatat ada 78 SMPN. Disdikbud masih menggelar poling atau jajak pendapat di seluruh sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya