SOLOPOS.COM - Ratusan siswa bersama Bupati Sragen Yuni Sukowati mendeklarasikan Sekolah Bebas Plastik bler yang ditempeli stiker Go Green di halaman SMPN 1 Masaran, Sragen, Senin (20/1/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — SMPN 1 Masaran, Sragen, yang meraih predikat sebagai sekolah adiwiyata nasional mendeklarasikan Sekolah Bebas Plastik saat menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional dari Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Deklarasi Sekolah Bebas Plastik itu dilakukan dengan menempelkan stiker Go Green, Senin (20/1/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SMPN 1 Masaran, Sragen, Muhammad Qomarudin, dalam sambutannya saat menerima kehadiran Bupati Sragen menyatakna pencanangan Sekolah Bebas Plastik itu sebagai tindak lanjut atas prestasi Sekolah Adiwiyata Nasional.

“Setelah mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional maka sudah menjadi tugas kami untuk mempertahankan dan meningkatkan menjadi Adiwiyata Mandiri. Pencanangan Sekolah Bebas Plastik itu menjadi wujud perilaku atas prestasi sekolah yang cinta lingkungan supaya ke depan menjadi sekolah yang lebih baik,” ujarnya.

Qomarudin mengatakan Sekolah Bebas Plastik itu diimplementasi dalam bentuk aktivitas sehari-hari, yakni anak tidak membawa peralatan makan minum sekali pakai langsung dibuang tetapi menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang-ulang.

Kebijakan tersebut, kata dia, bertujuan untuk mengurangi sampah di sekolah.

Bupati Yuni Sukowati membawa tumbler warna hijau dan bersama ratusan siswa untuk mendeklarasikan Sekolah Bebas Plastik. Yuni pun membagikan tumbler baru kepada para siswa yang belum membawa dari rumah.

Hal itu membuat iri siswa lain. Akhirnya ratusan tumbler baru dibagikan semua kepada siswa. “Baik, sekarang kita bersama-sama memasang stiker pada botolnya ya. Ayo dihitung 1,2,...,” kata Bupati Yuni.

Dalam kesempatan itu, Yuni mengingatkan agar para siswa tidak terpengaruh dengan narkoba. Dia menginformasikan beberapa waktu lalu ada bandar pil koplo tertangkap di Masaran. Dia mengatakan peredaran pil koplo sudah meresahan dan para siswa SMP menjadi sasaran empuk dalam peredaran pil koplo itu.

Kemudian Bupati memanggil lima anak yang sejak awal pidato malah asyik bicara. Kelima anak itu ternyata siswa Kelas IX. Mereka diminta maju ke depan dan menyerukan Pancasila dengan menyebut sila sesuai perintah Bupati. Dari lima anak itu hanya dua anak yang berhasil. Ketiga anak yang tidak berhasil disuruh mengulang dan akhirnya bisa. Mereka kemudian mendapat hadiah tas sekolah.

Dua orang yang berhasil berkesempatan mendapat hadiah sepeda bila bisa menjawab pertanyaan Bupati. “Siapa nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan?” tanya Yuni.

Dua siswa itu pun hanya diam.

Akhirnya ada seorang siswa yang ikut ekstrakurikuler gamelan berhasil menjawab, “Nadiem Makarim,” serunya. Anak itu diketahui bernama Wahyu Nugroho, siswa Kelas IXE. Siswa itulah yang ternyata berhasil membawa sepeda gunung hadiah dari Bupati Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya