SOLOPOS.COM - Para agen perubahan SMPN 7 Solo, guru serta jajaran Dinas Pendidikan Kota Solo mengikuti Roots Day dan Deklarasi Antiperundungan di Halaman SMPN 7 Solo, Selasa (14/12/2021). (Solopos.com/Chrisna Chaniscara)

Solopos.com, SOLOSMPN 7 Solo berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang bersih dari perundungan. Guru, murid dan orang tua murid didorong memiliki pemahaman yang sama soal bahaya perundungan bagi tumbuh kembang anak.

SMPN 7 telah memiliki 30 agen perubahan dari kalangan siswa untuk mencegah bullying dan menginspirasi perbuatan baik. Komitmen tersebut ditegaskan dalam Roots Day dan Deklarasi Antiperundungan di halaman SMPN 7, Selasa (14/12/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan yang menjadi bagian program Sekolah Penggerak itu dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Etty Retnowati, dan jajarannya, fasilitator nasional Erry Pratama Putra, para siswa agen perubahan, OSIS hingga perwakilan orangtua murid. Deklarasi antiperundungan dibacakan perwakilan agen perubahan, Hagia Sofia.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Jacksen Tiago Puji Performa Pemain Baru Persis Solo

“Harapannya kegiatan ini tak sekadar deklarasi, tapi benar-benar mendorong terciptanya sekolah yang zero bullying. Memang tidak bisa instan, tapi komitmen kami ke arah sana,” ujar Kepala SMPN 7 Solo, Siti Latifah, saat berbincang dengan Solopos.com seusai acara.

Selain deklarasi, para siswa membuat deretan poster yang berisi kampanye menolak perundungan atau kekerasan di lingkungan sekolah. Karya tersebut menjadi bagian Proyek Profil Pelajar Pancasila yang didalami sebulan terakhir.

Tak hanya kekerasan fisik atau verbal, poster-poster siswa juga menyitir soal perundungan di media sosial (medsos). Siti mengatakan agen perubahan sebagai pendamping sebaya diharapkan dapat berbagi inspirasi dan praktik baik.

Baca Juga: Tunggu Pendataan Dinkes, Vaksinasi Anak di Klaten Segera Digelar

“Agen-agen perubahan ini dipilih temannya sendiri, bukan pilihan guru. Mereka bakal saling mendukung bersama guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan bebas perundungan,” ujar Iffah, sapaan akrabnya. Hari itu Roots Day juga menampilkan kreasi seni siswa lewat tarian, lagu, puisi dan yel-yel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya