SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO — Dinas Pendidikan (Disdik) Solo akan mengklarifikasi pihak SMP IT Nur Hidayah Solo dan keluarga siswinya yang dikeluarkan. Sementara itu, pengamat pendidikan menilai hal itu harusnya menjadi pelajaran bersama termasuk bagi orang tua murid.

“[peristiwa siswa dikeluarkan dari SMP IT Nur Hidayah] Tidak ada laporan resmi. Kemarin memang ada laporan [kabar] tapi tidak jelas SMP-nya yang mana. Dan kami minta Bidang SMP menindaklanjuti, dan ternyata di media itu SMP [IT] Nur Hidayah. Ya meskipun sudah selesai, kami akan mengklarifikasi keduanya. Nanti di forum pertemuan MKKS [Musyawarah Kerja Kepala Sekolah] juga akan kami sampaikan,” ujar Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati kepada Solopos.com, Sabtu (11/1/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Etty juga menyampaikan bahwa siswi yang dikeluarkan sudah mendapatkan sekolah baru. “Sudah. Sudah dapat sekolah,” imbuhnya.

Sementara itu, psikolog Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sukoharjo, Faqih N Effendi, menilai dengan adanya peristiwa tersebut semestinya menjadi peringatan kepada masyarakat. Khususnya agar orang tua pengawasan terhadap anak dan gadget harus semakin ditingkatkan.

“Orang tua harus lebih ketat mengawasi penggunaan gadget anak, termasuk media sosial mereka untuk mengetahui aktivitas mereka. Orang tua juga harus membangun kedekatan dengan anak-anak. Jangan sampai hal-hal seperti ini dipindahkan [digantikan] ke gadget,“ ujarnya.

Sementara itu, dikeluarkannya siswa juga akan membawa dampak psikologis bagi anak didik bersangkutan. Anak bisa menjadi down atau minder dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, menurutnya di sekolah baru anak harus mendapat pendampingan khusus dari guru setempat.

“Bisa saja apa yang dilakukan siswa ini merupakan dampak dari proses panjang sebelum si anak ini berada di sekolah terdahulu, sehingga pendampingan di sekolah baru ini harus dilakukan kontinyu dan dalam jangka waktu lama. Karena apa yang terbentuk bisa lama hilangnya. Dengan cara ini anak akan di-reedukasi dan perasaan down akan pulih dan anak kembali bersemangat,” ujar Faqih.

Selain itu, pendampingan intensif juga harus dilakukan pihak keluarga salah satunya dengan memberikan perhatian khusus dan menjalin komunikasi yang baik. Sebelumnya diberiitakan, seorang siswi Kelas VIII SMP IT Nur Hidayah Solo, AN, dikeluarkan dari sekolah gara-gara menjalin hubungan yang dinilai berlebihan dengan lawan jenis. Siswa itu sering menjalin komunikasi dengan lawan jenis via chatting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya