SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan SMP. (Solopos/Wishnu Paksa)

Solopos.com, SOLO -- Masyarakat Kota Solo dikagetkan berita seorang siswi kelas VIII SMP IT Nur Hidayah Solo yang dikeluarkan dari sekolah atau drop out (DO) lantaran dinilai menjalin hubungan berlebihan dengan siswa sejak kelas VII.

Sebelum mengambil tindakan, pihak sekolah telah memberikan pembinaan, peringatan, dan juga memanggil orang tua siswi berinisial AN itu. Tetapi AN mengulangi hal yang sama bahkan disebut terbukti menjalin komunikasi dengan pelajar laki-laki itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SMP IT Nur Hidayah memang menerapkan larangan terhadap anak didiknya untuk menjalin hubungan asmara. Bahkan, pihak sekolah juga telah melakukan sosialisasi aturan tersebut ke orang tua/wali murid.

Baca Juga: Legendaris! Restoran Boga Solo yang Kini Tinggal Kenangan

Mencuatnya persoalan tersebut membuat seorang alumni sekolah yang berlokasi di Sumber, Banjarsari, Solo, buka suara. Dia mengungkap pengalamannya saat menempuh pendidikan di sekolah ini. Seperti yang diungkapkan netizen pengguna akun Instagram @vrap.id yang berkomentar di unggahan @soloinfo, Jumat (10/1/2020).

Pengguna akun Instagram @vrap.id itu mengaku sempat akan dikeluarkan oleh pihak SMP IT Nur Hidayah Solo. Penyebabnya, dia jarang masuk sekolah lantaran terikat kontrak dengan salah satu stasiun TV swasta di Solo sebagai pengisi acara band.

"Keras memang sekolah ini. Dulu pernah hampir dikeluarin gara2 jarang masuk skolah karna terkontrak manajemen stasiun TV swasta di Solo buat jadi guest star disana, di sisi lain jadi berasa gk di hargai trkait prestasi non-akademik sama ini sekolah yg dimana saya sat itu sebagai siswa di sekolah tersebut. #miris #suaraalumni," bebernya.

Baca Juga: Jarak Pandang Minim, Ini 6 Tips Aman Berkendara Saat Hujan Deras

Kepada Solopos.com, netizen yang memiliki nama asli Vega Rasiditya Putra ini mengakui dirinya adalah alumni SMP IT Nur Hidayah Solo. Dia beralasan saat itu jarang masuk sekolah lantaran jadwal tampil ngeband begitu padat.

"Tahu sendiri kan namanya kontrak mau enggak mau harus ikutin prosedur. Mau konser jam berapa pun harus datang. Padahal SMP IT full day school. Jadi, hampir seminggu dua hingga empat kali izin. Sekitar jam 10.00, 11.00 atau jam 14.00," jelas Vega melalui pesan tertulisnya.

"Iya mas, betul [saya alumni SMP IT Nur Hidayah]. Karena sering izin itu lah, waktu kenaikan kelas tiga SMP, di panggil tuh sama kepala sekolah. Ada banyak siswa kala itu, mungkin enam atau tujuh siswa. Ada yang nilainya kurang, ada yang pacaran, ada yang enggak pernah masuk [aku]. Ada yang bandel di sekolah, dll. Dari semua siswa itu dikasih pilihan mau berubah atau pilih mundur dari sekolah alias dikeluarin secara hormat. Karena sudah kelas tiga, mau enggak mau ya pada berubah," imbuhnya.

Baca Juga: Viral Kondektur Ganteng KA Bandara Solo Jadi Rebutan untuk Berselfie

Pria yang kini mengaku berprofesi sebagai dokter gigi di salah satu rumah sakit swasta di Solo ini mengaku kecewa dengan kebijakan sekolah tersebut. Padahal setiap dia tampil di panggung, dia ditanya asal sekolahnya.

"Mengecewakan memang, punya sekolah tapi enggak menghargai. Padahal setiap manggung pasti ditanya nama sama dari sekolah mana, di tanya MC [pembawa acara]. Tinggal jawab aja 'Vega dari SMP swasta'," tambah pria yang menggeluti dunia musik sejak sekolah dasar (SD) ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP IT Nur Hidayah, Zuhdi Yusroni mengakui aturan tegas sekolah itu bukan hanya berlaku bagi AN, melainkan untuk semua siswa.

“Jadi bukan hanya AN yang dikeluarkan. Dulu pernah ada yang ketahuan nyaris berhubungan badan di luar sekolah, lalu dilaporkan dan langsung kami kembalikan kepada orang tuanya,” kata Zuhdi Yusroni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya