SOLOPOS.COM - Kain batik karya siswa binaan Astra di SMKN 2 Gedangsari, Gunungkidul yang diperlihatkan di Joha Expo Center (JEC), Bantul, Minggu (16/10/2016) sore. (Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

SMKN 2 Gedangsari memamerkan batik karya mereka

Harianjogja.com, BANTUL--PT Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) menunjukkan batik karya siswa binaan Astra di SMKN 2 Gedangsari, Gunungkidul, di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Minggu (16/10/2016) sore.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Pengurus YPA-MDR Arietta Adrianti mengatakan selain menunjukkan kain batik dalam bentuk lembaran, merek juga mengemasnya dalam peragaan busana bertajuk Dari Gedangsari untuk Dunia yang bekerja sama dengan desainer DIY Dandy T Hidayat.

“Astra yakin Gedangsari punya potensi besar untuk masuk ke kancah internasional. Kami memutuskan untuk mengikuti ajang Jogjakarta International Batik Biennale 2016 ini agar hasil karya siswa binaan kami dapat dilihat oleh dunia,” ujar dia dalam jumpa pers di JEC, Bantul, Minggu (16/10/2016) sore.

Peragaan batik karya siswa binaan YPA-MDR serta UKM di Gedangsari diharapkan dapat menjadi motivasi untuk para siswa binaan. Selain itu, motivasi ini diharapkan tertular ke anak-anak lain di Indonesia agar bisa menciptakan berbagai karya kreatif lainnya.

Sekretaris Pengurus YPA-MDR Kristanto menjelaskan sejak 2007, YPA-MDR membina sembilan sekolah dasar, dua SMP, dan dua SMK di DIY yakni di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul dan Pandak, Bantul. Ada sebanyak 2.886 siswa binaan dan 186 guru binaan.

Bersambung halaman 2

“Berdasarkan empat pilar pola pembinaan di YPA-MDR, membatik merupakan salah satu kecakapan hidup yang dikembangkan di Gedangsari sesuai potensi daerahnya,” jelas dia.

Ia berharap, Gedangsari akan menjadi sentra industri batik dan siswa binaan Astra di DIY ke depannya akan terlibat dengan UKM di daerahnya. Mereka diharapkan menjadi pengusaha, prkatisi fashion yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap daerah asalnya sehingga mampu menciptakan perekonomian kreatif dengan menjadikan Gedangsari sebagai daerah sentra industri sesuai potensi umggulan.

Dandy T Hidayat mengatakan, seluruh material batik tersebut disulap menjadi 75 outfit ready to wear. Hasil kerja keras siswa binaan tercermin dari karya batik ikonik seperti motif campursari Gedangsari, line srikaya, mix bamboes sweet, gedang belukar, ratu Gedangsari, pring seling srikoyo, dan motif lainnya.

Karya fashion Dandy memiliki konsep connection yang merupakan keterkaitan antara motif yang dihasilan para siswa dan unsur fashion global.

Karyanya menunjukkan unsur kontemporer dari corak ragam batik Gedangsari dengan menggunakan teknik drapery, opnaisel, permainan manset, modifikasi experience bentuk kerah, plisket, lipit, dan drawstring. “Sehingga dihasilkan 75 busana yang dinamic, sporty, asymetric, dan chic,” ungkap dia.

Ia menyebutkan, hasil karya ini merupakan bentuk nyata cinta terhadap batik sebagai budaya Indonesia. “Harapannya, partisipasi kami dalam melestarikan batik dapat menjadi sebuah persembahan dari Gedangsari untuk dunia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya