SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bimbel (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–-Beberapa lembaga bimbingan belajar (Bimbel) yang ada di Kabupaten Boyolali mengaku mengalami lonjakan peserta didik. Lonjakan tersebut ditengarai karena saat ini merupakan masa tenggang menuju awal pelajaran baru.

Kepala Unit Ganesha Operation Boyolali, Novi Nirbi Astuti mengatakan terdapat peningkatan peserta didik menjelang digelarnya ujian masuk ke perguruan tinggi. Sehingga mayoritas peserta didik yang mendaftar merupakan siswa yang baru lulus.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Rata-rata yang kemarin gagal di SNMPTN, sehingga sekarang pada giat untuk mengejar SMBPTN,” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (2/6/2014).

Novo menambahkan lonjakan sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu pada saat masa-masa sebelum ujian nasional. Namun lonjakan kembali terjadi saat memasuki tes menuju perguruan tinggi.

Sementara Kepala Marketing Primagama Boyolali, Bayu Nugroho, mengatakan lembaganya baru tahun ini membuka kembali program belajar khusus untuk SMBPTN. Padahal program tersebut sudah tidak dijalankan selama tiga tahun terakhir.

“Program ini sempat vakum tiga tahun, sekarang kami bukakembali mengingat tingkat kesadaran masyarakat Boyolali dalam belajar khususnya bimbel semakin tinggi,” katanya saat ditemui Solopos.com, Senin.

Menurut Bayu sampai triwulan I tahun 2014 ini lonjakan peserta didik di lembaganya mencapai 50% dari tahun sebelumnya. Ia menuturkan akan terus berupaya meningkatkanj kinerja demi membantu peningkatan kualitas pendidikandi Indonesia.

Di lain pihak, Penanggungjawab Operasional Neutron Boyolali, Warjiyo, mengatakan setelah pelaksanaan SNMPTN sampai diterbitkannya berita ini telah terjadi lonjakan 20%.  Ia juga menyimpulkan kebanyakan siswa yang mendaftar menjadi peserta didik baru pada lembaga bimbelnya merupakan siswa yang tidak lolos SNMPTN dan ingin berhasil pada SMBPTN.

“Tingkat kesadaran masayarakat Boyolali semakin tinggi terhadap bimbel, ini jauh berbeda dengan situasi empat tahun yang lalu,” katanya.

Ia menambahkan saat ini masyarakat sudah paham betul akan adanya persaingan termasuk bersaing menjadi yang terbaik dalam sebuah kegiatan pendidkan. Karena sadar persaingan tersebut masyarakat akan terpacu untuk meningkatkan kualitas dirinya.

“Sekarang siswa semakin banyak, tingkat kesadaran tinggi. Kalau tidak terkendala dana saya rasa siswa pasti akan ikut bimbel,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya