SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA- Festival Anak Negeri di SMA Negeri I Jogja diikuti sekitar 150 pelajar SMP dan SMA Jogja dan sekitarnya. Selain diisi lomba nutu pari (menumbuk pagi), gejog lesung, peserta juga mengikuti lomba membuat memedi sawah dan permainan tradisional seperti egrang.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Edy Heri Suasana, festival tersebut dilakukan untuk mengingatkan siswa dan generasi muda terhadap budaya adi luhur yang harus dilestarikan. Di dalam cerita rakyat berdirinya Candi Prambanan, kata Edy, gejog lesung memiliki arti penting ketika Roro Jonggrang mengerahkan petani saat tengah malam untuk menumbuk padi dengan lesung.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Akibatnya, ayam jago pun berkokok dan 1.000 candi yang dijanjikan Bandung Bondowoso pun gagal dipersembahkan untuk Roro Jonggrang meskipun kemudian candi ke-1.000 justru terbuat dari Roro Jonggrang itu sendiri. “Gejog lesung juga mengandung hakekat kebersamaan,” kata Edy di SMA Negeri 1 Jogja, Senin (17/12/2012).

Selain itu, budaya gejog lesung hingga kini dilestarikan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat karena selalu digunakan sebagai musik pengiring saat tumplak gunungan pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. “Dengan melestarikan gejog lesung, bukan berarti masyarakat akan kembali ke masa lalu. Tetapi, justru bisa digunakan untuk melestarikan budaya bangsa,” katanya.

Kepala SMA Negeri 1 Jogja Zamroni menjelaskan, festival yang digelar untuk peringatan Lustrum XI tersebut sesuai dengan visi sekolah. Yakni mewujudkan sekolah yang mampu menghasilkan lulusan berakar budaya bangsa, berwawasan kebangsaan dan bercakrawala global. “Ya, visi misi kami begitu,” jelas Zamroni.

Ia berharap, kegiatan tersebut bisa dilestarikan. Pasalnya, tradisi budaya tersebut saat ini lebih banyak diikuti oleh warga yang sudah berusia tua, bukan lagi generasi muda. “Meski gerakannya berbeda-beda dan ada tempo yang harus diikuti dalam satu kelompok, sebenarnya tidak sulit memainkan gejog lesung,” kata Muryani, salah seorang anggota Ngudi Lestarim Berbah, Sleman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya