SOLOPOS.COM - Deklarasi Antiperundungan di SMA Muhammadiyah 1 Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — SMA Muhammadiyah 1 Solo menggelar puncak kegiatan Roots Day Deklarasi Anti Perundungan dengan mengundang DinasPemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (P3APM) serta Komite Sekolah, Rabu (22/12/2021).

Deklarasi antiperundungan merupakan puncak rangkaian kegiatan sekolah penggerak setelah memilih 30 agen perubahan dan mengikuti 10 kali diklat bersama fasilitator. Kegiatan itu diisi dengan pemutaran video, deklarasi antiperundungan, hingga pagelaran agen perubahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo Rahayuningsih menyampaikan ucapan selamat kepada para 30 peserta agen perubahan. Dia mengajak semua pihak di sekolah untuk mewujudkan sekolah penggerak yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan.

Baca Juga: SMK Muhima Purwantoro Wonogiri Kampanyekan Gerakan Antiperundungan

Majelis DPM Muhammadiyah sekaligus komite, Drs. H. Trijono, menyatakan slogan “Sekolahku adalah Surgaku” harus dilaksanakan sehingga semua merasa nyaman berada di sekolah.

Perwakilan P3APM, Reni Andri Lestari,ST.,MM., memberi apresiasi untuk sekolah yang aman, nyaman nondiskriminasi sesuai sebutan Kota Solo sebagai Kota Layak Anak.

“Selamat untuk agen perubahan yang bersama-sama mewujudkan antiperundungan menolak bulliying saling memberi dorongan, memotivasi,” papar dia.

Puncak acara yaitu Deklarasi Antiperundungan SMA Muhammadiyah 1 Solo ditirukan oleh seluruh hadirin dilanjutkan penandatanganan deklarasi di papan yang sudah disiapkan panitia.

Baca Juga: Kasus Bullying Siswa SD di Jepara, Disdikpora: Sudah Damai

Deklarasi Antiperundungan di SMA Muhammadiyah 1 Solo (1)
Deklarasi Antiperundungan di SMA Muhammadiyah 1 Solo. (Istimewa)

Agen perubahan akan mengampanyekan antiperundungan di sekolah. Perundungan adalah segala bentuk perilaku intimidasi atau penindasan dari satu individual atau kelompok yang lebih kuat dan dilakukan secara berulang-ulang. Contoh sederhana kasus perundungan yang terjadi di sekolah yaitu, mengolok-olok seseorang dengan nama orang tuanya dan sikap senioritas dengan menegur adik kelas karena penampilannya tak sesuai aturan dengan gaya bicara kasar.

Baca Juga: Profil Ika Masriana, Tiktoker yang Di-bully Gegara Tanda Lahir di Wajah

Sebelum ditutup ada penyampaian pesan dan kesan yang disampaikan oleh Gajendra Sitala dan Lisa Ayu. Mereka menyampaikan ajakan setop bullying sehingga muncul kesadaran untuk lebih memperhatikan lingkungan dan sekitarnya karena bulliying tidak hanya antarsiswa tetapi bisa di lingkungan tempat tinggal mereka. “Setop bullying harus selalu diperjuangankan di manapun kita berada,”kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya