SOLOPOS.COM - Makanan ringan produksi UMKM atau kelompok masyarakat menjadi salah satu produk yang paling diminati dalam PPD 2017, Jumat (26/5/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menumbuhkan industri kecil dan menengah

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menumbuhkan industri kecil dan menengah. Ditargetkan setiap tahun ada 510 wirausaha baru yang tumbuh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Disperindag Sleman, Tri Endah Yitnani mengatakan salah satu upaya untuk menumbuhkan wirausaha baru adalah dengan mengadakan pelatihan wirausaha.

Tahun ini ada 102 pelatihan yang masing-masing diikuti 20 orang atau total 2.040 orang. Dan ditargetkan 25% dari total peserta atau 510 di antaranya dapat muncul menjadi wirausaha baru. “Minimal 25% dari itu menjadi wirausaha baru,” kata dia, Rabu (7/3/2018).

Tidak hanya memunculkan wirausahawan baru, pihaknya juga berupaya untuk memelihara dan mengembangkan wirausaha yang telah muncul. Agar wirausaha dapat tetap bertahan pihaknya melakukan pelatihan lanjutan, pengutan modal dan juga pendampingan.

“Kami ada Rumah Kreatif Sleman yang menampung seluruh permasalahan industri kecil dan menengah. Dan seluruh permasalahan kami tampung untuk kemudian kami usulkan dalam program di tahun berikutnya, sehingga program-program kami berdasarkan persoalan nyata dari pelaku usaha,” kata dia.

Di sisi lain, untuk perkembangan industri besar diakuinya perkembangannya cukup lambat. Sejak 2011 lalu hingga saat ini hanya ada 11 industri besar yang eksis di Sleman. Industri-industri besar itu termasuk industri perdagangan berupa mall, industri teknologi produksi alat rumah sakit, dan juga garmen.

Sementara itu Kepala Bindang Perindustrian, Disperindag Sleman, Selamet Riyadi mengatakan untuk perkembangan industri di Sleman setiap tahunnya selalu meningkat meskipun tidak terlalu signifikan.

Dan di Sleman diakuinya karena bukan merupakan kawasan yang diperuntukkan industri, maka tidak banyak industri besar yang berdiri.

“Mayoritas di Sleman industi kecil dan rumah tangga yang berkembang. Mulai dari batik, olahan makanan banyak sekali,” kata dia.

Namun memang jika dilihat dari nilai investasinya meskipun jumlahnya banyak, tetapi nilai investasi industri kecil dan rumah tangga jauh lebih kecil. Berdasarkan data 2017 lalu dari 16.523 industri kecil dan rumah tangga hanya memiliki nilai investasi sebesar Rp116 juta. Sedangkan untuk 163 industri menengah dan besar total investasinya sebesar Rp482 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya