SOLOPOS.COM - IIustrasi Lahar hujan Merapi (/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SLEMAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperpanjang status tanggap darurat lahar hujan Gunung Merapi. Status tanggap darurat lahar hujan Gunung Merapi yang semestinya berakhir 15 Desember 2021, diperpanjang 10 hari, hingga 25 Desember 2021.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, mengatakan alasan perpanjangan status tanggap darurat lahar hujan Gunung Merapi adalah belum terselesaikannya perbaikan jaringan air bersih di sumber mata air di Mbebeng, Glagaharjo, Cangkringan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Status tanggap darurat lahar hujan Merapi kan berakhir 15 Desember lalu, kami ajukan perpanjangan untuk 10 hari. Ini karena mata air Mbebeng yang menjadi sumber utama air bersih warga Glagaharjo belum selesai diperbaiki,” katanya.

Baca juga: Status Tanggap Darurat Lahar Hujan Merapi, Wisatawan Diimbau Waspada

Belum selesainya perbaikan jaringan air bersih di kalurahan itu, kata Makwan akibat lahar hujan Gunung Merapi yang masih terjadi. Material Merapi kembali menutupi sumur sumber air Kali Mbebeng. “Sebenernya perbaikan jaringan sumber air Bebeng sudah hampir selesai, tinggal beberapa langkah lagi. Tapi karena intensitas hujan di puncak akhir-akhir ini tinggi sumur di sumber kembali tertimbun material Merapi,” terang dia.

Hingga kini, lanjut Makwan, sudah ratusan tangki air bersih yang disalurkan BPBD Sleman ke 8 dusun yang ada di wilayah tersebut. Air bersih itu untuk memenuhi kebutuhan sekitar 2.650 warga terdampak. “Jumlah tangki yang sudah dikirim lebih dari 100 rit truk tangki. Sehari bisa sampai 20-23 tangki,” katanya.

Jogoboyo Kalurahan Glagaharjo, Heri Prasetya, mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi saat melakukan perbaikan jaringan pipa air bersih di Kali Mbebeng. Salah satunya akibat material Merapi saat terbawa banjir sehingga proses perbaikan jaringan air bersih terhambat. Saat ini dilakukan pengerukan air di sekitar sumber.

“Beberapa hari lalu sumbernya sudah ketemu dan tinggal pasang pipanya. Kena banjir lahar, ketutupan material lagi. Saat ini sedang dilakukan proses penyambungan pipa. Penyambungan pipa air dari bawah ke sumber mata air,” katanya.

Baca juga: Banjir Lahar Hujan Gunung Semeru Terjang Permukiman Warga

Di Glagaharjo, katanya, dari 10 dusun hanya ada dua dusun yang memanfaatkan sumur bor di hunian tetap atau huntap. Adapun delapan dusun lainnya mendapat pasokan dari droping air bersih. “Rata-rata 20 tangki setiap hari. Ada dua tangki pinjaman dari BPBD Sleman yang standby di kalurahan. Ada juga truk tangki dari PUPR dan PMI. Untuk operasional dari pemerintah kalurahan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya