SOLOPOS.COM - Petani memanen tebu (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Pemkab Sleman mewacanakan penggunaan Tanah Kas Desa (TKD) sebagai lahan pertanian tanaman tebu

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemkab Sleman mewacanakan penggunaan Tanah Kas Desa (TKD) sebagai lahan pertanian tanaman tebu. Tanah bengkok ini dinilai cocok karena luasannya dan lokasinya yang tidak terpisah-pisah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Luasan lahan tebu di Sleman saat ini baru mencapai 950 hektare baik yang bersifat kemitraan maupun mandiri. Kepala Bidang (Kabid) Hortikultural dan Perkebunan Dinas Pertanian Pangan Perikanan Sleman, Edi Sri Harmanto mengatakan diharapkan luas lahan tebu di musim tanam ini bisa berkembang hingga 1.400 sampai 1.500 hektare.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu upaya perluasan ini salah satunya adalah dengan memanfaatkan TKD dengan mengajak serta perangkat desa bermitra dalam penanaman tebu.

“Diharapkan tanah kas desa karena lebih mudah diajak kerjasama, kan biasanya tidak ngeblong,” jelasnya usai sosialisasi pengembangan areal tebu musim tanam 2017/2018 di aula DP3 Sleman, Senin (16/10/2017).

Sedangkan jika menggunakan lahan pribadi warga maka dinilai prosesnya akan lebih sulit karena harus mengumpulkan banyak pemilik lahan. Selain itu, lahan pribadi juga umumnya lebih sempit daripada lahan kas desa. Tanah kas desa sendiri umumnya berada di tepi dusun sehingga kebanyak jarang dimanfaatkan untuk pertanian karena pengawasannya yang lebih sulit.

Berdasarkan pendataan dari pemerintah daerah Sleman dua tahun silam, diperkirakan ada lahan tidur hingga seluas 14,5 meter di wilayah Sumberayu, Sleman dan sekitar 4,4 hektare di Godean yang bisa dimanfaatkan.

Edi mengatakan lahan itu bisa dimaksimalkan untuk musim tanam tebu yang diperkirakan masuk dua bulan lagi. Meski demikian, belum bisa dipastikan jika lahan tidur yang dimaksud itu masuk dalam kategori tanah kas desa setempat. Lahan itu, tambah Edi, sebelumnya sempat dimanfaatan sebagai lahan penanaman padi serempak namun kini kembali menganggur.

Sementara itu, Direktur PT Madubaru PG-GS Madukismo, Rahmat Edi Cahyono mengatakan Sleman barat, Turi, Mlati, dan Kalasan menjadi kecamatan yang paling banyak bermitra dalam hal pemanfaatan lahan pertanian tebu. Salah satu kecamatan yaki Turi, tambahnya, sempat menjadi sentra tanaman tebu beberapa waktu lalu sebelum tanaman salak mendominasi.

Ia mengatakan hampir seluruh wilayah Sleman sebenarnya potensial untuk ditanami tebu. Meski demikian, saat ini baru 32% dari 1.000 lahan tebu yang menjalin kemitraan untuk penanaman tebut. Selain itu, ada juga 2% lahan yang bermitra dengan keterlibatan kelompok tani. “Selebihnya penanaman mandiri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya