SOLOPOS.COM - Ilustrasi proses pemakaman pasien Covid-19 (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN — Angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman, DIY, mencatatkan rekor tertinggi pada Juli 2021. Jumlahnya mencapai 1.390 pasien, atau terbanyak sepanjang pandemi Covid-19 berjalan sejak Maret 2020 lalu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, mengatakan dari 1390 pasien Covid-19 yang meninggal tersebut, 1.018 atau 73% di antaranya meninggal di rumah sakit. Kemudian 372 pasien atau 27% meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kematian pasien saat menjalani isoman paling tinggi terjadi pada 22 Juli sebanyak 24 kasus, kemudian tanggal 11 dan 27 masing-masing 20 kasus,” kata Makwan kepada Harian Jogja, Minggu (1/8/2021).

Baca Juga: Mendadak Kurangi Kecepatan, Wanita Pengendara Matik Ini Ditabrak Moge Hingga Meninggal Dunia

Ekspedisi Mudik 2024

Makwan mengakui kematian pasien Covid-19 di Sleman memang cukup tinggi. Kondisi tersebut tidak lepas dari penuhnya keterisian tempat tidur isolasi di rumah-rumah sakit rujukan sejak Juni-Juli. Selama Juli, katanya, banyak rumah sakit penuh sehingga pasien pun tidak bisa mendapat ruang perawatan kemudian kembali ke rumah.

“Banyak pasien yang dibawa ke rumah sakit saat dalam kondisi kritis atau saturasinya sudah rendah,” katanya.

Selain faktor tersebut, tidak sedikit pasien akhirnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Terbukti sebanyak 372 kasus pasien yang meninggal di rumah dan pemulasaraan jenazahnya dilakukan oleh Tim Dekontaminasi BPBD Sleman. Rata-rata pasien yang meninggal saat menjalani isoman memiliki penyakit penyerta.

“Saat kondisi pasien memburuk, putar-putar cari rumah sakit penuh, akhirnya pulang ke rumah menjalani isoman. Ada yang belum sampai rumah, meninggal di kendaraan,” paparnya.

Baca Juga: Tidak Cuma Jual Air Literan, PDAM Jogja Juga Kini Jual Air Minum Dalam Kemasan

Sukarelawan Pemakaman

Dia berharap pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk memerhatikan kondisi dan perkembangan kesehatannya. Jika memang kondisinya semakin tidak baik (memburuk) agar segera ke rumah sakit atau ke gedung isolasi terpadu.

“Mereka yang bergejala sebaiknya ditangani (dirawat) pihak rumah sakit atau isolasi terpadu. Ada nakes yang mengawasi pasien. Jangan sampai sudah kritis baru ke rumah sakit. Jangan sampai penanganan terlambat,” ujar Makwan.

Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto, mengatakan saat ini sudah banyak pihak yang membantu pemakaman pasien Covid-19. Ada dari sukarelawan berbagai komunitas, organisasi keagamaan maupun Satgas Pemakaman di masing-masing kalurahan.

Baca Juga: Kabar Baik! 20.000 Nelayan di Jateng Bakal Peroleh Asuransi

Ia berharap agar seluruh proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 baik yang meninggal di rumah sakit maupun tempat tinggal untuk selalu berkoordinasi dengan Posko Dekontaminasi BPBD Sleman.

“Soalnya ini terkait dengan data. Seluruh proses pemakaman juga dilakukan dengan standar protokol pemakaman dan tidak dipungut biaya apa pun alias gratis,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya