SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Ada banyak hal yang tidak sesuai ekspektasi dalam Debat Pilpres 2019 putaran pertama pada Kamis ( 17/1/2019) malam ini. Prabowo Subianto yang semula diprediksi selalu tampil menyerang justru lebih santai, justru Joko Widodo (Jokowi) yang mengejutkan dengan tampil dengan pertanyaan menohok.

Lalu berapa skor akhir untuk debat yang terdiri atas 6 sesi ini? Masing-masing kubu pendukung memiliki penilaian masing-masing. Politikus PDIP Adian Napitupulu yang disebut-sebut sebagai salah satu loyalis Jokowi menyebut debat ini berakhir dengan skor 10-0 untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sedangkan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebutnya 5-1 untuk keunggulan Prabowo-Sandiaga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adian menyebut Jokowi menang 10-0 meskipun debat hanya terdiri atas 6 sesi. Alasannya, Jokowi menang dalam 6 sesi debat dan 4 sisanya adalah “gol bunuh diri” yang dilakukan Prabowo.

“Apa saja? Ada beberapa misalnya, ketika Prabowo katakan luas Jawa Tengah lebih besar daripada Malaysia, itu salah. Ini data yang tidak benar. Sehingga membandingkan itu merupakan kesalahan. Bagaimana menyelesaikan masalah kalau dengan data yang salah,” kata dia dalam diskusi mengomentari debat tersebut di Studio TVOne.

“Hal lain adalah mengatakan korupsi tidak seberapa, itu keberpihakan [pada korupsi], itu gol bunuh diri. Hal lain tentang kepala desa yang ditangkap karena menyambut Sandiaga, itu kan contoh penegakan hukum. Jadi ini 6 tendangan masuk, 4 tendangan bunuh diri,” lanjut Adian.

Dalam debat, Prabowo memang mempertanyakan keadilan hukum dengan memberikan contoh bahwa ada kepala desa di Jawa Timur yang ditangkap karena mendukungnya. Jokowi meminta Prabowo tidak asal menuduh karena negara ini negara hukum. “Jangan kita grusa-grusu menyampaikan sesuatu, misalnya partainya dianiaya mukanya babak belur, konpers bersama akhrnya operasi plastik. Ini negara hukum,” jawab Jokowi menyindir kasus Ratna Sarumpaet.

Namun, pendapat berbeda diungkapkan oleh politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Menurut anggota tim Prabowo-Sandiaga ini, skor justru terbalik, yaitu 5-1 untuk keunggulan Prabowo-Sandiaga. Dia mengatakan skor ini lebih faktual daripada skor ala Adian.

“Ini faktual ya, enggak seperti fakta-fakta yang disampaiakan. Jokowi 4 tahun jadi presiden, tapi banyak bicara akan-akan [yang akan dilakukan]. Jokowi juga ternyata cinta pada Gerindra sehingga bicara tentang Gerindra. Terus ketika bicara keadlian, Pak Ma’ruf cuma bilang cukup-cukup,” kata Ferdinand.

Impor Beras

Ferdinand juga mengkritik jawaban Jokowi tentang impor beras yang menurutnya akhirnya terbuka dalam debat ini. “Misteri impor beras, Pak Jokowi akhirnya jawab bahwa itu adalah perintah beliau. Jadi petani harus tahu bahwa yang memerintahkan impor beras adalah presiden.”

“Soal caleg dari Gerindra itu harus diakui secara objektif. Tapi MA sudah menyatakan itu tidak menyalahi aturan. Jadi 5-1 itu terbukti,” tutup Ferdinand.

Lalu bagaimana dengan kata para pengamat? Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, mengatakan tidak ingin membuat skor. Namun dia justru mengaku kecewa terhadap KPU yang membuat format debat menjadi mengecewakan.

Pakar komunikasi politik Effendy Ghazali dalam forum yang sama juga menyebutkan kecewa pada debat ini. “Saya kembali pada tagar debat rasa bimbel,” katanya. “Ada yang menahan diri. Prabowo lepas dari konteks tertentu. Misal soal impor beras, enggak terasa bertentangan. Wakilnya seharusnya bisa lebih aktif, tapi Sandi tampil lebih santai ketimbang nomor satu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya