SOLOPOS.COM - KP Eddy Wirabhumi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

KP Eddy Wirabhumi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Eddy Wirabhumi, mengatakan tidak mungkin petinggi Keraton Solo yang diidentifikasi berinisial H terlibat human trafficking dan melakukan hubungan seksual dengan gadis di bawah umur. Eddy menyatakan siap menghadapi proses hukum kasus itu.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Menurut Eddy, sangat tak masuk akal H yang berusia di atas 60 tahun melakukan tindakan asusila dengan anak-anak di bawah umur. ”Kita lihat saja di persidangan. Kita dengarkan saksi korban itu bagaimana,” kata Eddy kepada Espos, Rabu malam kemarin.

Eddy mengaku dimintai konfirmasi oleh sejumlah pihak soal kasus ini. Lantaran tuduhan itu berasal dari pengakuan pelaku penjualan, Eddy mengaku tak kaget. Selama ini, banyak orang yang mencatut nama keluarga Keraton untuk kepentingan kejahatan. ”Saya melihat itu hanya ulah orang tak bertanggung jawab dan penipuan,” terangnya.

Eddy menjelaskan selama ini ada tiga orang yang mengaku-aku sebagai H. Jika pelaku penjualan anak-anak itu menyebut H, polisi harus melacak siapa H yang dimaksud itu.

Tak hanya itu, dia mengaku namanya pernah dipakai dalam jejaring sosial Facebook lengkap dengan fotonya. Padahal, dirinya merasa tak memiliki akun Facebook seperti yang dipakai orang iseng. ”Itu jelas penipuan. Nah, dalam kasus ini, saya kira sama dengan kasus penipuan yang menimpa saya,” terangnya seraya menyebutkan sejumlah kasus penipuan atas nama keraton.

Di sisi lain, jelasnya, fisik H juga sudah menurun. ”Beliau itu sudah lanjut usia. Secara fisik juga tak kuat. Apa ya masuk akal melakukan gituan,” paparnya. Atas alasan itulah, Eddy yakin tuduhan kepada H hanyalah penipuan.

Kerabat Keraton, GPH Benowo mengaku sama sekali tak tahu persoalan itu. Dia juga tak mengetahui aktivitas H ketika di luar rumah. “Kalau di luar rumah mungkin jemput anaknya. Biasanya ya sama keluarganya. Di luar itu, saya tak tahu,” ujarnya.

Meski demikian, Benowo menegaskan bahwa fisik dan stamina H masih kuat. Hal itu dibuktikan dengan aktivitasnya mendaki ke puncak Gunung Lawu sampai 18 kali. “Terakhir, dia mendaki ke puncak Lawu, Desember tahun lalu. Fisik dan staminanya memang masih kuat. Saya saja kalah dengannya,” paparnya.

Kesaksian ini sedikit bertolak belakang dengan penjelasan Eddy Wirabhumi yang mengatakan fisik H sudah tak kuat karena lanjut usia. “Kalau persoalan apakah dia kerap ke hotel terus dengan perempuan, saya tak tahu,” kata Benowo.
Terkait kemungkinan itu sebuah jebakan, Benowo hanya menduganya. “Ya, bisa saja itu jebakan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya