Skandal Data Facebook, Cambridge Analytica di Ambang Bangkrut

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &ndash; <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180417/484/911043/facebook-pastikan-kebocoran-tak-terulang-cambridge-analytica-disinyalir-masih-simpan-data" target="_blank">Cambridge Analytica</a> (CA) mengajukan dokumen kebangkrutan di New York setelah terungkapnya skandalnya dengan Facebook Inc. Pada Maret 2018, CA dilaporkan masih memiliki jutaan data pengguna Facebook yang diambil secara ilegal.</p><p>Perusahaan konsultan politik tersebut telah menutup seluruh operasional di negara asalnya, Inggris, dan mendaftarkan kewajiban (liabilities) sebesar US$1 miliar hingga US$10 miiar. Petisi Chapter 7 untuk melikuidasi afiliasinya di Amerika Serikat &ndash; termasuk SCL Elections Ltd., SCL USA Inc., dan SCL Social Ltd &ndash; telah ditandatangani oleh anggota dewan direksi Rebekah Mercer dan Jennifer Mercer.</p><p>Kedua anggota direksi tersebut merupakan anak perempuan dari manajer hedge fund di New York, Robert Mercer, yang mendukung Donald Trump dalam kampanye presiden dan membantu membentuk kembali politik konservatif AS.</p><p>Adapun kasus kebangkrutan di AS dapat memberikan secercah cahaya bagi beberapa hubungan dan keuangan perusahaan. Pasalnya, proses hukum di AS lebih transparan ketimbang di Inggris. Selain itu, para kreditur dapat menggunakan hukum kebangkrutan untuk menarik informasi dan menyelidiki transfer aset.</p><p>Cambridge Analytica yang bekerja untuk kampanye Trump pada Pemilu AS 2016, mengumumkan pada 2 Mei 2018 lewat situs resminya bahwa mereka kehilangan semua pelanggan dan penyuplai. Hal itu merupakan akibat dari laporan bahwa perusahaan itu mendapatkan informasi jutaan pengguna <a href="http://news.solopos.com/read/20180403/496/907781/menkominfo-rudiantara-ancam-tutup-facebook-di-indonesia" target="_blank">Facebook Inc</a>.</p><p>Adapun CA membuat daftar krediturnya, termasuk Facebook, Target, dan Goodle, tanpa memberikan rincian ukuran maupun tipe klaim yang akan mereka berikan.</p><p>Perusahaan analisis data lainnya yang juga menjadi kreditur CA, termasuk juga perusahaan intelijen pemasaran global Datorama yang berbasis di New York, perusahaan spesialis industri ritel AS dan Australia Media Analytics, perusahaan yang memiliki teknologi untuk mengendalikan akses pembangunan Datawatch Systems, dan jaringan untuk profesional kesehatan Doximity Inc.</p><p>Adapun Robert Mercer, yang mengadu peruntungannya lewat jabatan sebagai co-CEO Renaissance Technologies telah menjadi penopang keuangan CA, bersama dengan Steve Bannon dan Breitbart News. Adapun Emerdata Ltd., perusahaan yang berbasis di London, tercatat sebagai pemilik langsung dari 89,5% Cambridge Analytica LLC.</p><p>Nigel Oaker, pendiri afiliasi CA di Inggris SCL Group, menyatakan awal bulan ini bahwa Emerdata juga berada di bahwa administrasi pengadilan, menyanggah spekulasi bahwa perusahaan konsultan itu dapat tetap hidup lewat entitas baru.</p><p>Kreditur lainnya yang tercatat di dalam laporan filling tersebut juga termasuk BlackBerry Ltd., Oracle Corp., dan Comcast Corp., begitu juga Komisi Pemilu Federal, Komisi Bursa dan Sekuritas AS, dan perusahaan-perusahaan pengacara umum di Connecticut, New Jersey, dan Massachusetts.</p><p>Seorang whistle-blower dari CA mengumumkan pada Maret 2018 bahwa CA telah mengambil data pengguna Facebook untuk memengaruhi pemilih dalam Pemilu AS. Dia pun telah disidang di hadapan komite parlemen Inggris dengan menggambarkan bahwa CA merupakan perusahaan yang menggunakan data ilegal dan melakukan hacking untuk memenangkan <a href="http://news.solopos.com/read/20180420/496/911772/putin-kepada-donald-trump-kami-punya-psk-tercantik-di-dunia" target="_blank">Donald Trump</a>.</p><p>Partai Demokrat yang bertemu dengan <em>whistle-blower</em> tersebut pada April menilai infomasinya sangat mengganggu.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi