SOLOPOS.COM - Foto kombinasi memperlihatkan para pemain ganda putri dari China, Korea Selatan dan Indonesia yang diyakini sengaja merekayasa pertandingan untukj mencari keuntungan pada babak selanjutnya. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Foto kombinasi memperlihatkan para pemain ganda putri dari China, Korea Selatan dan Indonesia yang diyakini sengaja merekayasa pertandingan untukj mencari keuntungan pada babak selanjutnya. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

LONDON – Komite Oimpiade Internasional (IOC) mendesak dilakukan penyelidikan terhadap para pelatih dari delapan pebulutangkis puteri yang dianulir, karena skandal kecurangan di pertandingan merusak citra Olimpiade London. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) juga menyatakan akan menyaksikan ulang tayangan video seluruh pertandingan di turnamen olimpiade.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penyelidikan itu membayangi semangat kompetisi para pemain lain yang berjuang meraih medali di hari keenam turnamen bulu tangkis di Wembley Arena, Olimpiade London. IOC meminta delegasi nasional China, Korea Selatan dan Indonesia untuk menyelidiki keempat pasang pebulutangkis puteri yang telah secara sengaja melakukan kecurangan agar kalah dan terhindar dari lawan tertentu pada pertandingan berikutnya.

“Saat ini kami yakin delegasi dari ketiga negara itu juga memikirkan mengenai para atlet mereka, untuk meyakinkan bahwa tidak hanya para atlet yang mendapat hukuman karena peristiwa memalukan itu. Mereka juga sedang menyelidiki hal itu,” kata juru bicara IOC Mark Adams.

Pemberitahuan itu dikeluarkan setelah pengakuan pelatih tim China Li Yongbo yang menyatakan bertanggungjawab atas kecurangan pasangan Yu Yang/Wang Xiaoli. Sikap IOC dan pengakuan Li Yongbo tersebut bertentangan dengan klaim BWF bahwa para pelatih tersebut tidak bisa dilibatkan dalam kasus itu. Ketua BWF Thomas Lund mengatakan olahraga bulu tangkis memerlukan proses pembelajaran, tapi dia enggan menyebutkan apakah BWF akan menerima pengakuan Li Yongbo itu.

IOC mengatakan kedelapan pebulutangkis putri itu telah dipindahkan dari tempat tinggal atlet Olimpiade dan akreditasi mereka juga dicabut. BWF menganulir empat pasangan pebulutangkis asal China (dua pasang), Korea Selatan dan Indonesia karena dinilai sengaja bermain kalah untuk menghindari lawan tertentu di semi final.

Peristiwa itu diawali oleh pasangan Tian Qing/Zhao Yunlei (China) yang sengaja kalah dari pasangan Christinna Pedersen/Kamilla Rytter-Juhl (Denmark), sehingga menempati posisi “runner-up” Grup A. Hal itu memengaruhi pertandingan antara juara dunia Yu Yang/Wang Xiaoli (China) dan Jung Kyungeun-Kim Hana (Korsel). Yu Yang/Wang Xiaoli sengaja kalah 14-21, 11-21, dalam waktu 20 menit, agar tidak bertemu Tian Qing/Zhao Yunlei di babak perempat final.

Setelah itu Jung Kyungeun-Kim Hana (Korsel) bertanding melawan pasangan ganda putri Meiliana Jauhari/Greysia Polii (Indonesia). Meiliana/Grace, yang menempati peringkat ke-12 dunia, kalah 21-18, 14-21, dan 12-21 dari pasangan peringkat ketiga dunia Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel).

Jika sampai kedua pasangan ganda putri China itu bertanding di babak semifinal, maka harapan China untuk mempertemukan kedua pasangan itu di babak final pupus. China melakukan taktik serupa pada Olimpiade Beijing 2008, yang mempertemukan kedua pemain Negeri Panda itu di babak final, sehingga salah satu di antaranya bisa membawa medali emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya