SOLOPOS.COM - Susunan batu berbentuk setengah lingkaran di Dukuh/Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi diduga peninggalan zaman megalitikum. Foto diambil Jumat (20/5/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kawasan Pringgoloyo atau Pringgolayan yang diduga kawasan situs peninggalan zaman megalitikum atau masa prasejarah di Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi dikenal keramat. Di kawasan itu, ada susunan batu utuh membentuk pola setengah lingkaran.

Lokasinya berada di ujung kampung Dukuh Sukorejo, Desa Sukorejo. Ada sekitar tujuh batu utuh dengan ukuran beragam. Dari tujuh batu, ada sekitar lima batu yang terlihat sementara dua batu lainnya diperkirakan berada di dalam rumpun bambu. Diduga, susunan batu itu merupakan simbol pekuburan pada zaman megalitikum.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah satu warga, Sugiarto, 45, mengatakan susunan batu itu berada di pekarangan rumah pamannya bernama Jumadi. Sejak dulu, kawasan dirawat oleh simbahnya bernama Turut Yososumarto.

Sugiarto mengakui hingga kini masih ada orang dari luar daerah yang mendatangi tempat tersebut. Mereka berdatangan untuk ngalap berkah. Ada yang sekadar datang dan meletakkan sesaji.

“Ada orang dari luar daerah yang istilahnya berhenti di tempat ini kemuadian memberikan sesaji di dekat batu itu kemudian pergi. Ada pula yang dulu sempat menginap di kampung ini sampai sepekan,” kata Sugiarto saat ditemui di sekitar kawasan diduga situs Pringgoloyo, Jumat (20/5/2022).

Baca Juga: Ini Mimpi Pemkab Klaten Terkait Banyaknya Temuan BCB

Sugiarto menjelaskan susunan batu saat ini bergeser beberapa meter. Pergeseran batu itu diperkirakan lantaran ada pembangunan rumah di sekitar pekarangan itu.

Selain batu berbentuk utuh, pada masa lalu di sekitar susunan batu berbentuk setengah lingkaran itu ada pipisan dan gantik. Sekitar 1985, ada orang yang mendatangi Mbah Turut Yososumarto dan mengaku dari Purbakala Solo ingin mengambil pipisan serta gandik dari tempat itu.

“Tahun 1985 naik pikap. Ada orang menemui simbah. Saat itu simbah percaya karena ditunjukkan silsilah yang di dalam silsilah itu tertulis nama simbah. Akhirnya pipisan dan gandik dibawa orang itu,” kata Sugiarto.

Selang beberapa tahun berikutnya, Sugiarto mencari keberadaan batu berbentuk pipisan dan gandik agar dikembalikan ke tempat semula. Namun, dia tak menemukan orang yang pernah mengambil batu-batu tersebut. Hingga seorang temannya memberikan batu pipisan pengganti dan dipasang di tempat tersebut.

Baca Juga: Banyak Temuan BCB di Klaten tapi Akhirnya Terbengkalai, Kok Bisa?

Kepala Desa (Kades) Sukorejo, Suryono, mengatakan warga tak mengetahui asal usul susunan batu. Warga juga tak mengetahui jika susunan batu itu diduga simbol pekuburan.

Sejak dulu, batu itu berada di ujung kampung di Dukuh Sukorejo dan pernah digeser oleh pemilik pekarangan lantaran ada pembangunan rumah.

“Saat saya masih kecil di sini penuh pohon bambu. Mulai terbuka itu sejak mulai dibangun rumah,” kata Suryono.

Suryono dan warga lainnya membenarkan kawasan tersebut dikenal keramat. Saat masih rimbun dengan pohon bambu, warga kerap melihat ular keluar-masuk ke kawasan pepohonan tersebut.

Baca Juga: Kisah Penamaan Wedi di Klaten Berkaitan dengan Sunan Pandanaran

Berubah

Suryono menjelaskan perkampungan di kawasan situs itu dulunya bernama Dukuh Pringgolayan. Hingga pada 1970-an nama kampung berubah menjadi Dukuh Sukorejo hingga kini. Soal perubahan nama kampung itu Suryono tak mengetahui secara pasti.

“Awal mula kepala desa di Sukorejo dari kampung ini,” jelas Suryono.

Situs Pringgoloyo diduga situs peninggalan zaman megalitikum. Kawasan situs itu diduga pekuburan pada masa prasejarah. Untuk memastikan kawasan situs itu sebagai peninggalan zaman megalitikum, Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten mengusulkan ada penelitian lebih lanjut dari instansi terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya