SOLOPOS.COM - Para arkeolog melintas di Teras IV Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2013). Sejumlah arkeolog dan geolog dari beberapa universitas melakukan kunjungan ke situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Situs Gunung Padang yang kontroversial telah diteliti dan hasilnya akan dipublikasikan.

Solopos.com, JAKARTA – Seluruh hasil penelitian di situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan dipublikasikan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Iya saat ini [masing-masing peneliti dan ahli] memang sedang menyiapkan untuk publikasi [ilmiah],” kata Ketua Tim Terpadu Mandiri Riset (TTMR) Gunung Padang Ali Akbar di Jakarta, Sabtu (30/5/2015).

Sebelumnya, ia mengatakan sudah melakukan publikasi nasional dalam bentuk buku Situs Gunung Padang: Misteri dan Arkeologi. Namun untuk publikasi internasional masih dalam tahap pengeditan.

“Tahun lalu saya jadi pembicara seminar internasional di Korea Selatan tentang Megalitik di Asia dan Pasifik. Beberapa makalah yang terpilih dari seminar tersebut rencananya diterbitkan dalam bentuk buku di Inggris,” ujar Ali.

Sebelumnya, ahli geologi LIPI Danny Hilman mengatakan penelitian di situs Gunung Padang tetap akan dilanjutkan. Namun untuk saat ini tim memiliki tugas utama untuk membuat publikasi ilmiah.

“Penelitian sih masih jalan, tapi ya itu, kok orang-orang ini pada tidak serius ya sudah capek dibuka disuruh ditutup lagi. Tapi tugas utama kita sekarang memang untuk publikasi dulu, kalau belum ada publikasi resmi orang masih bisa ngomong macam-macam,” kata Danny.

Dari segi geologi, ia mengatakan masih banyak yang bisa dilakukan untuk mengungkap misteri situs Gunung Padang. “Kita sudah mencitrakan permukaan struktur bangunan cukup baik. Tapi kami belum sampai pada ruang utama di dalam situs,” kata dia.

Namun secara keseluruhan, menurut dia, tahap selanjutnya yang memang harus dilakukan adalah pemugaran agar seluruh bangunan tampak dan tidak ada lagi perdebatan.

“Karena sebelumnya waktu kita gali di lima atau enam lokasi itu [struktur] sudah tampak. Maunya kita memang galian jangan ditutup lagi, kan bisa diawetkan jadi orang bisa lihat. Kalau yang tidak bisa setuju juga jadi bisa lihat dan berdebat di situ, kira-kira apa yang tidak disetujui,” ujar Danny.

Ia pun merasa aneh dengan peraturan dari kementerian terkait yang mengharuskan galian di situs tersebut ditimbun lagi.

“Tapi ya itu bukan sesuatu yang prinsipil untuk diperdebatkan. Yang disayangkan orang-orang tidak serius mengungkap misteri situs Gunung Padang, padahal ini bermanfaat besar bagi ilmu dan pariwisata Indonesia,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya