SOLOPOS.COM - Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian awal di situs Ngurawan, Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (16/3/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Situs bersejarah di Ngurawan, Kabupaten Madiun, diteliti oleh para arkeolog.

Madiunpos.com, MADIUN – Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur melakukan penelitian di Situs Ngurawan yang berada di Dusun Ngurawan Desa Dolopo Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu menyusul temuan susunan batu bata berbentuk fondasi bangunan di wilayah setempat. Salah satu anggota dari tim Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Lianto mengatakan setelah melihat, ia menyimpulkan fondasi bangunan yang ditemukan warga di situs tersebut merupakan bangunan yang didirikan secara bertahap dari abad ke-8 hingga abad ke-16 Masehi.

“Ini diperkirakan mulai dibangun dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Majapahit, bahkan hingga masa awal masuknya Islam,” ujar Sugeng kepada wartawan, Kamis (17/3/2016), di Madiun.

Dengan demikian, dapat dipastikan situs tersebut tetap hidup atau eksis meski telah berganti masa peradaban. Hal itulah yang membuat Situs Ngurawan sangat istimewa di mata para arkeolog.

Sebab, biasanya situs lain tidak memiliki masa kehidupan yang lama seperti yang terlihat di Situs Ngurawan. Ia menjelaskan perkiraan masa kehidupan situs yang berlangsung dari abad ke-8 hingga ke-16 tersebut diketahui berdasarkan karakter fondasi bangunan yang ditemukan tersebut.

Ia menambahkan terlihat jelas bangunan itu tidak dibangun pada waktu yang sama. Hal itu terlihat dari struktur utama batu bata yang tidak mengikat.

“Susunan batu bata tersebut seolah ditempelkan begitu saja. Dengan demikian, salah satu dari fondasi bangunan tersebut ada yang dibangun menyusul,” papar dia.

Indikasi lain yang memperkuat dugaan situs itu tidak dibangun pada masa beradaban yang sama adalah ditemukannya sejumlah pecahan tembikar.

Sebagian di antaranya memiliki motif dan bahan seperti yang ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Sisi lain, ada keramik yang mirip buatan Tiongkok.

Sugeng menjelaskan fondasi bangunan yang ditemukan tersebut berada di sekitar kedalaman 2 meter dengan luas 3 meter. Fondasi memiliki empat ruang, ada bagian ruangan yang menghadap ke barat, ke selatan, dan pembatas ruangan.

Atas temuan tersebut, pihaknya menyimpulkan perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. Adapun hasil penelitian dan identifikasi awal tersebut akan ia kirimkan ke Balai Arkeologi Yogyakarta.

Kepala Unit Kelompok Kerja Pengamanan dan Penyelamatan, BPCB Trowulan, Jamiat, mengatakan hasil penelitian kali ini akan disusun guna bahan rekomendasi untuk penelitian yang lebih detail lagi. “Di antaranya dengan melibatkan tim ahli lainnya. Seperti arkeolog, geolog, bahkan arkeobotani,” tutur dia.

Ke depan, pemerintah juga akan mengangkat juru pelihara dari keluarga pemilik rumah tempat ditemukannya bangunan fondasi tersebut. Hal itu untuk menjaga benda cagar budaya tersebut.

“Juru pelihara tersebut nantinya akan digaji. Itu merupakan salah satu bentuk kompensasi kepada masyarakat yang terdampak,” ucap Jamiat.

Seperti diketahui, Gatot Suhanto, warga Dusun Ngurawan, Desa Dolopo, sebelumnya telah menemukan susunan batu bata berbentuk pondasi kuno di halaman rumah miliknya.

Ia juga menemukan patung yang diduga kuat peninggalan peradaban Kerajaan Majapahit. Temuan-temuan tersebut langsung dilaporkan ke perangkat desa dan diamankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya