SOLOPOS.COM - Siti Supeni dikukuhkan menjadi guru besar dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), FKIP, Unisri Solo di auditorium kampus setempat, Kamis (2/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Dosen Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi atau Unisri Solo, Siti Supeni, dikukuhkan sebagai guru besar di auditorium kampus setempat, Kamis (2/3/2023). 

Siti Supeni diangkat menjadi guru besar dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) FKIP, Unisri Solo. Dalam orasi ilmiahnya dia menyoroti mengenai pendidikan karakter dan pelestarian budaya daerah. 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, pembinaan karakter peserta didik tidak cukup hanya melalui praktik verbalistik atau pembelajaran klasikal di kelas. Dia menganggp pendidikan karekter perlu dikembangakan berdasar potensi masing-masing daerah. “Bisa melalui kurikulum merdeka belajar,” kata dia.

Dia mengatakan pendidikan secara umum sering kali melupakan lokalitas dan ciri khas daerah. Meski begitu tetap perlu adanya penyesuaian kompetensi di sekolah dengan perkembangan teknologi yang ada. “Tentu tanpa menghilangkan lokalitas yang perlu kita pertahankan dan lestarikan,” tambah dia.

Siti mendorong pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, untuk terus mengembangkan pendidikan karakter pada anak melalui potensi sini budaya di daerah masing-masing.

“Dilakukan melalui tiga jalur yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ini perlu dilakukan secara bersinergis bersama stakeholders, guru, tokoh adat, dan yang paling penting didanai melalui pembiayaan APBD,” kata dia.

Rektor Universitas Slamet Riyadi Solo, Sutoyo, mengatakan Siti Supeni merupakan guru besar kelima di Unisri Solo, sedangkan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau FKIP, merupakan guru besar keempat. Saat ini masih ada tiga calon guru besar yang masih dalam proses,” ujar dia.

Dia berharap dengan dikukuhnya Siti Supeni sebagai guru besar dirinya mampu berkotribusi langsung terhadap dunia pendidikan dan mayarakat secara umum.

“Informasi yang saya peroleh pengajuan guru besar ini sudah sejak 2017. Ini berkat kegigihan dan perjuangan serta dukungan berbagai pihak,” kata dia.

Menurut dia, dosen FKIP Unsri tersebut memiliki karakter dan kepribadian yang kuat, terutama dalam hal kejujuran. “Ada catatan menarik, ada pengakuan kejujuran, tidak naik kelas 3 SD. Ini bentuk karakter kejujuran. Ini menjadi motivasi kita semua, bahwa yang tidak lulus saja bisa jadi guru besar,” ujar dia.

Selain itu, dia mendorong dosen di Unisri untuk bisa menyelesaikan studi doktoral. Dia berharap setidaknya 75% dosen sudah rampung S3. Ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di kampus yang dia pimpin itu. “Tahun ini ada sekitar 15 dosen yang menempuh dosen S3,” kata dia.

Dari catatan yang diterima Solopos.com, Siti Supeni lahir di Wonogiri, 15 Juni 1956 dan saat ini tinggal di Laweyan, Solo. Dia menamatkan kuliah S1 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di dua prodi yang berbeda, yakni Ilmu Pendidikan (1976-1981) dan Ilmu Hukum (1999-2002).

Pada 2000, Siti Supeni kemudian melanjutkan jenjang pendidikan S2 di kampus yang sama, UNS Solo dan berhasil lulus 2002 dengan program studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 

Kemudian pada 2006 mengambil program doktoral Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta dan selesai 2011. Pada September 2008 dia berkesempatan mengikuti Program Sandwich di RMIT University Australia selama lima bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya