SOLOPOS.COM - Foto Penemuan Mayat Siswi RPR JIBI/Harian Jogja/Sunartono

Foto Penemuan Mayat Siswi RPR
JIBI/Harian Jogja/Sunartono

SH, 48, orangtua RPR, korban pembunuhan di Sleman beberapa waktu lalu, tak kuat menahan geram. Emosinya naik menahan tangis ketika mengadu ke LBH Jogja, Selasa (7/5). Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Abdul Hamied Razak.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

SH hadir di LBH bersama istri dan anak keduanya. Orangtua RPR ini juga didampingi Suratman, Kepala Dukuh Magelan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman dan beberapa warga pedukuhan lainnya. Dia juga membawa foto anak tertuanya yang meninggal akibat dibunuh secara keji oleh tujuh laki-laki beberapa waktu lalu.

Awalnya, bapak dua anak itu tampak tegar memaparkan perkembangan kasus yang menimpa putri sulungnya itu. Dia ingin kasus anaknya bisa diselesaikan secara tuntas. Tak lupa, dia berterima kasih kepada semua pihak, baik kepolisian maupun seluruh warga yang mendukung penuntasan kasus tersebut.

Sampai akhirnya, mata Setyo tampak berkaca-kaca menahan geram. “Saya tidak rela dengan isu yang berkembang saat ini tentang anak saya yang dikatakan hamil. Itu tidak benar. Saya meminta ketujuh tersangka dihukum mati,” sejenak Setyo menahan nafas.

“Saya juga tidak ikhlas kalau anak saya dibilang hamil,” timpal Ris isteri SH. Isak tangis, meski sejenak, terdengar dari ruanganan tersebut. “Tiga bulan sebelum kejadian, saya sendiri mencuci celana dalam anak saya. Tiap bulan masih mens, jadi tidak mungkin hamil,” bantah Setyo.

Kekecewaan keluarga RPR bertambah lantaran hingga kini, penanganan kasus anaknya tersebut tidak menunjukan perkembangan sama sekali. Bahkan saat ia meminta penjelasan ke tim penyidik Polres Sleman, tidak ada keterangan apapun yang diperolehnya. Padahal kasus tersebut ditangani sejak satu bulan lalu.

“Semalam [Senin malam] sekitar pukul 19.30 WIB, Pak Kapolda, Kapolres dan Kapolsek datang ke rumah. Kapolda meminta maaf karena salah satu pelaku merupakan anggota polisi. Kapolda juga ikut bela sungkawa. Yang kami inginkan juga keadilan dan hukum ditegakkan,” pintanya.

Kedatangannya ke LBH Jogja pun untuk minta dukungan agar kasus ini segera tuntas dan para pelaku dihukum mati.

“Sebagai orangtua, kehilangan anak secara tidak wajar, dibunuh, diperkosa dan dibakar, sulit untuk menghilangkan pikiran itu. Kami menunggu polisi menyelesaikan kasus ini. Kapan rekosntruksi dilaksanakan? Kapan sidang digelar? Kami tunggu-tunggu itu,” ujarnya.

Seperti diketahui, Ria siswi kelas II SMK YPKK Sleman ditemukan tewas mengenaskan di bulak Kringinan, Selomartani, Kalasan Sleman beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan visum diketahui, korban diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh dan dibakar. Tujuh orang ditangkap terkait kasus tersebut. Salah satu diantaranya adalah anggota kepolisian Polres Sleman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya