SOLOPOS.COM - Foto Setyo Hidayat, Ayah Priya JIBI/Harian Jogja/Sunartono

Foto Setyo Hidayat, Ayah Priya
JIBI/Harian Jogja/Sunartono

Perjuangan Setyo Hidayat alias Joko untuk menemukan kembali putrinya Riya Puspita Restanti akhirnya tercapai. Sayang, putri kesayangannya itu ditemukan dalam kondisi meninggal. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setyo Hidayat alias Joko tampak sabar meski musibah telah mendera keluarganya. Mengenakan peci putih dipadu hem lengan pendek putih keabu-abuan, bercelana hitam pria asal Sragen berjalan keluar dari pintu rumahnya, Rabu (17/4). Samar terdengar suaranya saat bercakap karena tertutup lantunan ayat suci Alquran sebagai pertanda ada yang meninggal dunia.

Mata pria itu sayu, karena kurang tidur. Tidak ada air di bawah kelopak mata pria bekerja sebagai buruh ini, namun bukan berarti ia tidak sedih. Air mata sebenarnya ingin mengalir, deras menjebol dinding matanya hingga membanjiri pipi.

Tetapi berusaha ditahannya dengan tembok ketabahan dan ia simpan air mata itu untuk esok hari yang lebih baik. Berbeda dengan istrinya Rismiyati, tak berdaya di dalam rumah karena shock. Hanya keluarga terdekat yang bisa menemui Rismiyati untuk memberikan dukungan moril.

Perasaannya kian tergerus setelah mengetahui anaknya Riya Puspita Restanti meninggal dengan mengenaskan dibunuh dan dibakar. Bahkan saat anaknya menghilang selama sepekan saja, ia mendadak sakit karena otaknya terkuras untuk berpikir. Ibu mana yang tega melihat anak kandung keluar dari rahimnya diperlakukan demikian?

Rismiyati dan Joko, sapaan akrab Setyo Hidayat yang pernah menjalin cinta di Kota Tangerang ini memang harus mengikhlaskan putri pertamanya dipanggil menghadap Tuhan.

Karena saking cintanya kepada istri, Joko berusaha untuk tidak mempertemukan antara Rismiyati dengan jasad putrinya yang sudah tidak utuh. Joko khawatir istri yang disayanginya drop karena sakit semakin parah melihat anaknya meninggal dengan kondisi memprihatinkan. Karena itu hingga kemarin Rismiyati belum melihat jasad darah dagingnya itu.

“Saya khawatir nanti malah drop,” ujar Joko sembari mengusap keringat di dahi saat ditemui wartawan di kediamannya Dusun Medelan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, kemarin siang.

Di balik peristiwa tragis itu ada firasat yang sempat dirasakan Joko sesaat bersamaan dengan dugaan dibakarnya Riya. Pada Jumat (12/4) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB dalam keheningan malam tiba-tiba ia merasakan ada yang menarik tubuhnya. Rasa itu benar-benar terjadi dan perasaannya tidak bisa dibohongi oleh firasat itu.

Ada tanda tanya besar dengan firasat itu yang kemudian terjawab dengan menyedihkan. Hal itu hanya selang beberapa jam saja dengan pengakuan warga Dusun Kringinan, Selomartani, Kalasan, Sleman yang melihat api di sekitar bulak tempat ditemukannya mayat, pada Jumat Kamis (11/4) pukul 20.00 WIB.
Firasat Joko itu kian sesuai karena sejalan dengan keterangan dokter visum RSUD Sardjito yang bertemu dengan dirinya kemarin siang. “Kata dokter, [pembunuhan] anak bapak ini dilakukan Jumat, berarti itu selang beberapa jam saat saya merasa ada yang menarik,” ungkap Joko dengan penuh ketabahan.

Tidak ada perasaan dendam di wajah Joko, saat ada pria berumuran sekitar 60 tahun yang datang menyalaminya berurai air mata. Ia dengan tabah menjawab bahwa itu sudah kehendak Tuhan. Joko mengucapkan pasti akan ada balasannya bagi mereka yang melakukan.

Segala cara sudah dilakukan Joko bersama dengan keluarganya untuk menemukan keberadaan anaknya saat mulai menghilang Selasa (9/4) lalu. Menanyakan dari rumah ke rumah temannya pun dilakukan dengan penuh ketabahan. Ada satu cara yang gagal dilakukannya yakni menyebar foto Priya Puspita Restanti karena terburu anaknya ditemukan tewas mengenaskan.

Joko menyuruh salah satu familinya untuk mengambilkan foto yang sudah dicetak dengan kertas HVS berwarna putih. Lebih dari 10 lembar cetakan berwarna foto yang akan disebar kemana-mana agar anaknya segera ketemu.

Di gambar tersebut tampak Riya mengenakan kacamata remaja serta topi dan celana jeans biru serta tas gantung. Selain itu di gambar tersebut juga Riya memakai jumper yang mirip seperti digunakannya saat ditemukan tewas. Tersenyum lebar sedikit membuka mulut dengan jari kiri nyaris menyentuh pipi ia berpose. Ya, itulah senyum terakhir kali yang disembulkan Riya dengan giginya yang putih di depan kamera. Kini Joko tidak akan melihat senyum itu lagi.

“Ini foto terakhir kali,” ucapnya sembari tidak bisa menjelaskan kapan dan dimana lokasi anaknya berfoto tersebut.
Kini tidak ada lagi yang mengendong dan memboncengkan Fatihah, anak kedua Joko yang berumur 22 bulan. Padahal setiap hari seusai pulang sekolah, Riya selalu mengajak adiknya itu keliling kampung menggunakan sepeda motor vario kesayangannya.

Mungkin sudah digariskan hanya 17 tahun saja Joko diberikan amanah oleh Tuhan mendidik dan membesarkan Riya dan kini sudah diambil lagi oleh pemilik-Nya. Langkah Joko yang tidak tidak ingin terlalu dalam memikirkan adalah tepat, karena ia percaya dengan takdir dan nikmat Tuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya