SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Kepala Bidang (Kabid) Pemuda Disdikpora Solo, Kelik Isnawan, mengakui penerapan kurikulum 2013 belum dilaksanakan secara utuh sehingga kegiatan ekstrakurikuler belum efektif dilaksanakan. Menurutnya, kebijakan wajib Pramuka tersebut harus dibicarakan lebih lanjut terkait kewajiban bagi siswa kelas awal maupun semua siswa hingga lulus.

“Wajibnya bagaimana nanti akan dirumuskan, untuk teknis pelaksanaan kurikulum ini kan dilakukan secara bertahap,” terangnya saat dijumpai solopos.com, di ruang kerjanya, Kamis (5/9/2013).

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Kelik menambahkan perumusan tersebut sekaligus untuk mempersiapkan kebutuhan pelatih Pramuka di Solo. Menurutnya, jumlah ideal kebutuhan pelatih Pramuka belum diketahui hingga rumusan tersebut disahkan. Setelah diketahui kebutuhan pelatih, pihaknya bakal mengadakan diklat bagi guru agar memiliki sertifikat pelatih Pramuka.

“Kami ancang-ancang menyediakan anggaran untuk menggelar diklat di samping menggugah kesadaran calon pelatih Pramuka agar mau mengikuti diklat,” urainya.

Meski demikian, menurutnya Pramuka merupakan kegiatan ekskul yang tersusun secara sistematis dan mampu membentuk karakter siswa. Menurutnya, ekskul Pramuka lebih siap dengan kurikulum yang membentuk kepribadian siswa dengan AD/ART kepramukaan yang menjadi bagian dari pendidikan. Sementara ekskul lain lebih mengarah pada skil meski juga mengandung nilai-nilai karakter.

“Secara eksplisit mengarah untuk pembentukan budi pekerti, untuk pembentukan karakter arahnya sudah jelas,” terangnya.

Sebelumnya, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menegaskan kewajiban ekstrakurikuler (ekskul) Pramuka bagi siswa di Solo. Kebijakan tersebut untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013.

“Kegiatan Pramuka harus diwajibkan bagi siswa, tidak hanya melihat dari segi pelaksanaan Kurikulum 2013, tapi dari sisi pendidikan karakter yang diterapkan,” terangnya kepada solopos.com di Loji Gandrung, Senin (2/9/2013) malam.

Kewajiban tersebut, lanjutnya, disesuaikan dengan tingkatan yang ada dalam Pramuka. Rudy, sapaan akrabnya, berjanji segera membicarakan persoalan tersebut dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Terkait minimnya jumlah pelatih Pramuka yang memiliki sertifikat, Rudy menegaskan bakal mencarikan sertifikat bagi guru lain yang belum memiliki.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, masih menimbang dari sisi kemampuan pelatih yang terbatas sebelum memutuskan kebijakan tentang kewajiban siswa mengikuti ekskul Pramuka. Pihaknya berupaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga pelatih terlebih dahulu dengan melihat kebutuhan secara kuantitaif. “Dari segi kualitas, kami akan menggandeng Kwartir Cabang untuk menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi calon pelatih Pramuka,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya