SOLOPOS.COM - JENAZAH DIBERANGKATKAN-Jenazah siswa MTS Lailatul Qodar Sukoharjo yang hanyut di Sungai Bengawan Solo, Minggu (17/6), Munawar Ahmad Syihabbuddin, 13, diberangkatkan dari rumah duka di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Senin (18/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dian Dewi Purnamasari)

JENAZAH DIBERANGKATKAN-Jenazah siswa MTS Lailatul Qodar Sukoharjo yang hanyut di Sungai Bengawan Solo, Minggu (17/6), Munawar Ahmad Syihabbuddin, 13, diberangkatkan dari rumah duka di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Senin (18/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Dian Dewi Purnamasari)

SUKOHARJO- Siswa MTS Lailatul Qodar yang tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Minggu (17/6), Munawar Ahmad Syihabbuddin, 13, berhasil ditemukan, Senin (18/6/2012) sekitar pukul 06.10 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pencarian jenazah dilakukan oleh anggota tim SAR Sukoharjo, SAR Klaten, SAR Pedan, SRU Solo, Pramuka Sukoharjo, MTA Sukoharjo beserta warga sekitar dengan menyisir sungai selama 21 jam.

Anggota tim SAR Sukoharjo, Sutami, mengatakan jenazah Munawar dilihat warga tersangkut di ranting pohon di dalam sungai. Jenazah ditemukan sekitar 2-3 km dari lokasi kejadian. “Jasad ditemukan di daerah Bata dalam keadaan mengapung. Pakaian yang dikenakannya masih lengkap. Hanya ada luka-luka karena berbenturan dengan batu,” ujar dia saat ditemui Solopos.com, Senin (18/6).

Sementara itu di rumah duka Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari dipadati oleh pelayat. Jenazah dimakamkan sekitar pukul 12.00 WIB. Ayah kandung Munawar, Suradi, mengatakan anak keduanya itu cukup berprestasi di MTS Lailatul Qodar. Beberapa kali ia menjuarai lomba pidato dan tilawah tingkat Kabupaten. “Anaknya itu pendiam. Selain pandai di sekolah dia juga senang sekali bermain sepak bola,” kenang Suradi.

Muhammad Rois Abdul Latif, 13. Rois salah satu siswa yang selamat saat jelajah sungai yang diadakan dalam kegiatan perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) itu menuturkan saat itu siswa laki-laki dan perempuan dibagi dalam enam regu. Ia, Doni Yusuf Finanda, 14 dan Munawar termasuk dalam kelompok I.

Saat itu, hanya ada satu pembina pramuka Agus Warsito, 37, yang mendampingi para siswa. Ia berada di sisi selatan sungai yaitu di Dusun Tanjungsari, Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari untuk memasang tali tambang pengaman.

Rois dan kawan satu regunya tidak mendapatkan instruksi yang jelas dari sang pembina. Karena jaraknya cukup jauh, ia juga tidak mendengar apa yang diteriakkan pembina pramuka. “Saya yang menyeberang pertama kali. Di tengah Sungai, saya terpeleset dan hanyut di dalam air. Pembina menolong saya,” tutur Rois.

Menurut Rois, Doni (korban meninggal yang ditemukan Minggu (17/6)-red) saat itu sudah berada di tepi selatan sungai. Melihat Munawar hanyut, Doni berniat menolong rekannya itu. Naas, mereka berdua tenggelam dan meninggal dunia.

Wakil Komandan SAR Sukoharjo menghimbau kepada warga untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai. “Kecelakaan air justru banyak terjadi saat musim kemarau. Warga mengira air sungai dangkal jadi tidak berbahanya, padahal kondisi alam tidak terduga. Apalagi dasar sungai tidak rata, ada yang dangkal ada yang dalam,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya