SOLOPOS.COM - Siswa SMP beserta DLH, Perangkat Desa Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo, dan komunitas menuangkan eco enzyme di aliran sungai desa setempat, Selasa (17/5/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah siswa SMP bareng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo dan perangkat Desa Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo, menuangkan cairan eco enzyme di aliran sungai area persawahan Desa Karangwuni, Selasa (17/5/2022).

Eco enzyme itu dibuat oleh beberapa komunitas, salah satunya SMPN 1 Grogol. Siswa kelas IX SMPN 1 Grogol, Sukoharjo, Naila Eka Kiyana, membeberkan proses pembuatan eco enzyme itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada beberapa bahan yang digunakan, kulit belimbing, kulit pisang, kulit jeruk, sereh, sama kulit nanas. Dibuat dalam waktu satu hari tapi fermentasinya selama 3 bulan. Dibuat 5 orang [siswa], sebelumnya sudah sering membuat juga,” katanya saat ditemui di lokasi penuangan eco enzyme. Naila dan teman-temannya berhasil membuat sekitar 10 liter eco enzyme.

Guru SMPN 1 Grogol sekaligus pendamping pembuatan eco enzyme, Mulyani, mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menetralisasikan lingkungan, mengingat aliran sungai di persawahan itu tercampur limbah ciu dari pabrik etanol setempat.

“Kegiatan tuang eco enzyme di sekitaran persawahan produktif di Desa Karangwuni ini karena airnya belum memenuhi persyaratan bebas 3B [berbau, berasa, dan berwarna] sehingga dituangkan dan disemprotkan eco enzyme,” jelasnya.

Baca juga: Usir Bau Limbah, 50 Liter Eco Enzyme Ditabur di Kali Gupit Sukoharjo

Aksi dilakukan sebagai kelanjutan peringatan Hari Air Dunia, dengan kegiatan yang sama di Gupit, Nguter. Dalam aksi kali ini beberapa komunitas seperti Eco Enzyme Indonesia membawa total 60 liter eco enzyme, SMPN 1 dan 3 Grogol masing-masing membawa 10 liter eco enzyme. Sedangkan komunitas bank sampah menyumbangkan 2 liter. Sehingga total jumlah eco enzyme yang dituang ke sungai sebanyak 82 liter.

Dampak Positif dan Negatif

Mulyani sendiri menyebut dampak limbah ciu memiliki sisi positif dan negatif. “Ini [limbah ciu] dampak positifnya menyuburkan, tapi baunya yang kita tidak tahan. Ini hanya menetralisir, supaya ke depan dapat bersinergi dan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Karangwuni, Dinas Lingkungan Hidup, dan lainnya agar dapat bersama-sama melestarikan lingkungan sekitar,” katanya.

eco enzyme ciu sukoharjo
Siswa kelas IX SMPN 1 Grogol, Sukoharjo, Naila Eka Kiyana (kiri). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Sementara itu, Kepala Desa Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo, Hartono, mengatakan apresiasinya dalam kegiatan tersebut, Selasa. “Sangat bagus [kegiatannya] dan sangat berterima kasih [kepada seluruh peserta kegiatan], hanya saja dari Sentul [Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo] ada yang lebih banyak air limbahnya,” jelasnya saat dijumpai di lokasi kegiatan.

Sebagai informasi, pabrik etanol di Karangwuni sendiri sejumlah 5 pabrik. Sedangkan limbah ciu yang dihasilkan mencapai 500 liter-1.000 liter dalam sekali produksi. Kades meminta adanya koordinasi terkait pembuangan limbah dari seluruh komponen termasuk dinas dan perajin itu sendiri.

Baca juga: Arak Tradisional, Ciu Bekonang, dan RUU Larangan Minuman Beralkohol

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya