SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Siswa Kelas VII SMPN 3 Colomadu, Karanganyar, A.R Falih, menjadi korban penipuan orang tak dikenal. Akibatnya sepeda gunung merek Wimcycle seharga Rp3 juta miliknya dibawa lari orang tersebut.

Ibunda Falih, Sri Rahayu, ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, Bolon, Colomadu, Senin (5/11/2018), mengatakan saat kejadian anaknya sedang membeli es tebu di jalan dekat rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Waktu jajan es tebu di jalan dekat rumah anak saya disalami orang tak dikenal dan diajak menjemput anaknya di SD Bolon. Sepeda anak saya dititipkan ke penjual es tersebut kemudian anak saya diboncengkan orang yang mengendarai Yamaha Mio merah,” ujar Sri Rahayu.

Ketika sampai di salah satu SD Bolon, orang tersebut tidak menghentikan kendaraannya. Falih yang memberi tahu lokasi SD sudah lewat, si pembonceng mengatakan bukan SD Bolon tersebut yang dituju.

Ekspedisi Mudik 2024

Sepeda motor itu tetap melaju dari SD Bolon tersebut ke selatan arah Kartasura. Baru ketika sampai di dekat basecamp pengolahan material beton orang tersebut menghentikan kendaraannya.

Orang tersebut, ujar Rahayu, menyuruh Falih turun dan mengambil handphone untuk menelepon. Karena beberapa saat tidak tersambung, orang tersebut memasukkan handphone itu ke tas dan mengeluarkan benda menyerupai pisau.

“Bersamaan dengan itu handphone orang tersebut berbunyi dan pisau dimasukkan kembali ke tas. Orang ini terlibat percakapan dengan lawan bicaranya dan tak lama kemudian dia memasukkan handphone dan berpesan ke anak saya agar menunggu sebentar,” ujar Rahayu.

Khawatir terjadi hal yang tak diinginkan karena orang tersebut membawa benda diduga pisau, Falih langsung lari menjauh atau berlawanan arah dengan orang tersebut yang berjalan meninggalkannya.

Dengan susah payah Falih akhirnya sampai di rumah budenya sejauh kira-kira 2 kilometer dari tempat kejadian.

Sambil menangis Falih menceritakan kejadian yang dialaminya kepada budenya yang kemudian mengabari Rahayu.

“Saya ketika itu mau Salat Asar, sudah memakai rukuh tidak jadi salat tapi langsung menuju ke tempat kakak saya karena saya panik anak saya dikabarkan diculik. Ternyata ketika saya datang anak saya sudah di rumah dan menangis. Saya sudah mengikhlaskannya [sepeda Falih], hanya saya berharap agar warga lain hati-hati,” ujar dia.

Dia menambahkan putranya sempat trauma naik sepeda ke sekolah. Meski sekarang sudah lumayan tenang, semula ayahnya harus antar jeput Falih ke sekolah.

Di bagian lain orang yang memboncengkan Falih ternyata kembali lagi ke penjual es tebu untuk mengambil sepeda Falih. Karena penjual es tebu yang enggan disebut namanya ini tidak curiga, ia mempersilakan sepeda yang dititipkan tersebut diambil.

“Saya kira yang menitipkan dan mengambil sepeda itu saudaranya. Wong ketika anak itu mau beli es di sini sudah bercakap-cakap seperti akrab sehingga saya juga tidak ada pikiran apa pun,” ujar dia.

Menurut penjual es tersebut orang yang membawa sepeda itu seperti sudah berpengalaman. Sepeda hanya diletakkan di jok belakang dan langsung dibawa dengan lancar.

Sementara itu, Kapolsek Colomadu, AKP Joko Waluyono, yang dihubungi melalui telepon selulernya tidak bisa tersambung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya