SOLOPOS.COM - Siswa SMAN 2 Sleman membuka Pasar Ramadan di depan sekolah, Rabu (24/6/2015). (Harian Jogja-Bernadheta Dian Saraswati)

Siswa SMAN 2 Sleman mengisi liburan yang jatuh pada bulan Ramadan ini dengan berjualan es Rejeki

Harianjogja.com, SLEMAN- Siswa SMAN 2 Sleman ternyata tak ingin melewatkan momen Ramadan tahun ini tanpa melakukan apa-apa. Melalui tradisi ngabuburit, mereka memanfaatkan masa Ramadan untuk meraup pundi-pundi rupiah sekaligus untuk mengisi masa liburan sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak puasa pertama, sekelompok siswa menjual minuman segar untuk menu berbuka puasa. Mereka mendirikan tenda di depan sekolah dan menjualnya dengan cara yang unik.

Siswa yang berjualan menggunakan pengeras untuk menjajakan dagangannya. “Ayo ayo dibeli,” kata koordinator pasar Ramadan SMAN 2 Sleman, Alfian Nurcholis, menunjukkan gayanya saat berjualan.

Sambil melambaikan tangan kepada pengendara yang melintas di jalan, ia terus berpromosi menawarkan aneka mimuman dan makanan yang dijual.

Tak hanya itu, para siswa juga menyajikan suguhan musik akustik untuk menghibur pembeli. Mereka menyanyikan lagu-lagu Islami dengan hanya berbekal gitar akustik.

Salah satu menu andalan di pasar Ramadan SMAN 2 Sleman adalah Es Buah Rejeki. Es yang berisi strawberi, semangka, melon, cincau, pepaya, strawberry, dan juga es batu ini disajikan dalam gelas plastik.

“Harganya Rp5.000. Kenapa namanya es buah rejeki? Sesuai taglinenya, ngabuburit di sini memang paling maknyus, banyak makanan banyak rejeki,” ungkap pembina OSIS, Arif Wahyudi, yang turut mengkoordinir siswa.

Es buah ini diracik para siswa dibantu salah satu penjaga kantin. Karena kesegarannya, 50 gelas selalu habis terjual. Tak hanya pengendara motor dan warga sekitar yang membeli, sopir truk yang melintas pun ikut dalam kerumunan pembeli.

Dalam stan yang digelar di depan sekolah itu, siswa tak hanya menjual minuman hasil karya sendiri. Siswa juga menyediakan stan khusus bagi penjual dari luar termasuk menerima titipan makanan dari warga. “Kita hanya jual minuman aja tapi warga ada yang nitip jual makanan. Kalau yang ikut buka stan, mereka kami kenai retribusi Rp100.000 untuk satu bulan,” kata Arif.

Tidak hanya warga sekitar sekolah saja, warga Turi pun ada yang ikut menitipkan makanannya. Mulai dari cemilan ringan seperti lompia mercon isi rebung, aneka sayur matang hingga lauk seperti pepes ikan.

Keuntungan yang diperoleh setiap harinya bisa mencapai Rp200.000. Uang itu masuk ke kas OSIS.

Pasar Ramadan rencananya akan dibuka hingga dua hari sebelum Idul Fitri. “H-2 tutup. H-10 tambah menu kue kering dan baju. Yang jualan warga,” ungkap Arif.

Pasar Ramadan di sekolah yang beralamat di Dusun Brayut, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman memang baru kali ini dilakukan. Selain melatih siswa dalam berwirausaha, pasar Ramadan juga memberi ruang bagi warga sekitar untuk mendapatkan penghasilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya