SOLOPOS.COM - Dimas Mahardi Nugroho, siswa kelas II di SDN 2 Sumberejo yang menjadi korban pengeroyokan saat ditemui wartawan di Sumberejo, Kerjo, Karanganyar, Sabtu (23/11/2013). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN –- Dimas Mahardi Nugroho, siswa Kelas II SDN 2 Sumberejo, Kerjo, Karanganyar menjadi korban pengeroyokan oleh 13 siswa di SD itu. Mamik, ibunda Dimas mengatakan anaknya mengalami luka serius di bagian kepala dan perut. Pengeroyokan terjadi dua kali pada Sabtu (26/10/2013) lalu.

Waktu itu, anak saya ditantang berkelahi oleh temannya, Imam. Kendati ajakan berkelahi tak digubris Dimas, ternyata siswa kelahiran Bekasi, 12 Maret 2006 ini tetap dikeroyok teman-temannya. Kali ini, Dimas juga dikeroyok siswa kelas III.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Setelah kejadian itu, anak saya tak masuk sekolah hingga satu pekan. Soalnya, dia mengalami trauma psikologis. Padahal, anak saya orangnya pintar. Dia selalu memperoleh ranking I di kelas,” katanya.

Tak terima dengan kejadian itu, orangtua Dimas melaporkan pengeroyokan ke Polsek Kerjo, Rabu (6/11) pukul 12.30 WIB. Saat melaporkan ke polisi, orangtua Dimas juga menyertakan hasil visum dokter.

Seiring berjalannya waktu, orangtua dengan jajaran sekolah telah melakukan koordinasi bersama. Acara tersebut juga melibatkan tokoh masyarakat setempat, Sogol S. Sadino. Hasil kesepakatan itu, orangtua menuntut pihak sekolah meminta maaf secara tertulis karena tidak
melakukan pengawasan terhadap siswa. Di sisi lain, orangtua menuntut ganti rugi senilai Rp50 juta.

“Saya saat itu menjadi saksi. Di sana, ada kesepakatan materi dan nonmateri. Tapi, hingga saat ini tak ada realisasi sama sekali,” katanya.

Kepala SDN 2 Sumberejo, Murni enggan menanggapi hal tersebut. Pasalnya, persoalan itu dianggap sudah diselesaikan di tingkat Disdikpora tingkat kecamatan.

“Saya tak perlu menanggapi hal itu. Itu sudah selesai. Tak perlu dibahas lagi. Silakan tanya ke dinas kalau ingin detail. Yang jelas, pihak sekolah sudah menyikapi hal itu,” ujarnya.

Terpisah, Sekretaris Disdikpora Karanganyar, Agus Hariyanto, mengatakan kasus tersebut sudah selesai. Ke depan, dirinya berharap masing-masing pengajar di Bumi Intanpari meningkatkan pengawasan terhadap anak didik agar kejadian memalukan itu tak terulang lagi di masa mendatang.

“Kami sudah mendengar laporan soal itu. Informasinya, anak-anak hanya gojek. Saat ini pun sudah selesai ditangani,” katanya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya