SOLOPOS.COM - Siswa kelas XII SMAN 2 Wonogiri mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah mereka, Selasa (19/10/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh atau 100 persen bukan berarti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan normal seperti sebelum ada pandemi Covid-19.

PTM 100 persen adalah kondisi setiap siswa memiliki kesempatan mengikuti PTM sebanyak enam kali per pekan. Bagi sekolah yang memiliki banyak siswa tetap harus membatasi jumlah peserta PTM/sesi pertemuan, yakni maksimal 50 persen. Caranya, sekolah menerapkan sistem sif separuh siswa masuk pagi dan separuh lainnya masuk siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Gino, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (22/11/2021), menyampaikan PTM 100 persen belum diterapkan pada hari itu. PTM diterapkan masih menggunakan metode seperti sebelumnya, yakni PTM 50 persen. Bupati, Joko Sutopo, atau pejabat yang mewakili baru akan berkoordinasi dengan Disdikbud membahas soal rencana penerapan PTM 100, Senin siang/sore. Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati memastikan bakal menerapkan PTM 100 persen mulai Senin pekan ini.

Baca Juga: Viral Sampah Bertebaran di Kursi Bioskop, Ketahui Etika Menonton Film

“Kapan PTM 100 persen diterapkan, kebijakan resminya akan diputuskan Bupati,” kata mantan Kepala SMPN 1 Wonogiri itu.

Dia menjelaskan, konsep PTM 100 persen yang dimaksud Bupati bukan berarti KBM berjalan normal seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Prinsipnya, saat diterapkan PTM 100 persen setiap siswa memiliki kesempatan mengikuti PTM sebanyak enam kali pertemuan per pekan, yakni Senin-Sabtu, bagi jenjang SD hingga SMP dan yang sederajat. Sementara, jenjang SMA/SMK dan yang sederajat dapat menyesuaikan.

“Kalau PTM 50 persen setiap siswa mengikuti PTM hanya tiga kali per pekan dengan pengaturan-pengaturan tertentu. Rinciannya, setiap siswa mengikuti tiga kali PTM dan tiga kali PJJ [pembelajaran jarak jauh]. Kalau PTM 100 persen setiap siswa mengikuti enam kali PTM per pekan tanpa menjalani PJJ. Jadi, setiap siswa bisa mengikuti PTM setiap hari,” terang Gino.

Baca Juga: Wakili Jokowi, Menko Airlangga Hartarto Buka Puncak IDC AMSI 2021

Kendati demikian, lanjut dia, kapasitas rombel di setiap sekolah tetap dibatasi maksimal 50 persen/sesi PTM. Pengaturan itu diterapkan di sekolah yang setiap rombelnya terisi lebih dari separuh atau bahkan penuh.

Contohnya, sekolah X memiliki 28 atau 32 siswa di setiap rombel (terisi penuh). Sekolah bersangkutan dapat menerapkan sistem sif, agar setiap rombel terisi 50 persen/sesi pertemuan, yakni separuh siswa masuk pagi dan separuh siswa masuk siang. Dengan begitu seluruh siswa dapat mengikuti PTM setiap hari. “Mayoritas isi rombel di satuan pendidikan [sekolah] di Kabupten Wonogiri tidak terpenuhi. Banyak rombel yang terisi kurang dari separuh kapasitas, sehingga sekolah yang memiliki siswa terbatas tidak perlu menerapkan sistem sif,” imbuh Gino.

Dengan pengaturan seperti itu, masih kata dia, PTM 100 persen di Kabupaten Wonogiri tidak menyalahi ketentuan. Sebab, sekolah yang memiliki banyak siswa tetap membatasi jumlah peserta PTM maksimal 50 persen di setiap sesi pertemuan.

Baca Juga: Pembunuh Berantai 2 Wanita di Kulonprogo Cuma Divonis 11 Tahun Penjara

PPKM Level 2

Berdasar Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No. 60/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, 2, dan 1 yang berlaku 16-19 November 2021, Kabupaten Wonogiri masih bertahan di wilayah PPKM Level 2. Merujuk pada aturan itu, PTM di kabupaten/kota di wilayah PPKM level 2 harus dilaksanakan secara terbatas dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Hanya semua jenjang sekolah luar biasa (SLB) yang dibolehkan melaksanakan PTM dengan kapasitas 62 persen hingga 100 persen. Pelaksanaan PTM di kabupaten/kota di wilayah PPKM level I pun harus mengacu pada ketentuan yang sama.

Mengenai durasi atau banyaknya jam pelajaran, sambung Gino, juga masih dibatasi. Pada PTM terbatas yang digelar sejak lebih dari sebulan lalu, sekolah memberikan empat jam pelajaran/pertemuan. Apakah banyaknya jam pelajaran akan ditambah atau tidak, Disdikbud akan mengikuti keputusan Bupati.

Baca Juga: Siap-Siap! Ada Pesta Temu Kangen Pecinta Rock In Solo Desember Nanti

Sebelumnya, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Wonogiri, Hartanto, menyatakan SMP siap menjalankan PTM sesuai kebijakan Bupati. Menurut dia, banyak orang tua/wali siswa yang justru menginginkan anak mereka bisa mengikuti PTM secara maksimal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya