SOLOPOS.COM - Ilustrasi PPDB di Kota Jogja. (JIBI/Harian Jogja/ Gigih M. Hanafi)

Kekurangan guru atau pengajar di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Jogja yang paling banyak dikeluhkan siswa dan orang tua siswa

 
Harianjogja.com, JOGJA-Kekurangan guru atau pengajar di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Jogja yang paling banyak dikeluhkan siswa dan orang tua siswa. Keluhan siswa tersebut berdasarkan hasil survei dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain kekurangan guru, fasilitas di sekolah, dan kurikulum pendidikan juga banyak dikeluhkan. Sehingga ketiga variabel tersebut masuk katagori nilai C.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kekurangan guru ini berdampak pada pengajaran yang terkadang guru mengajar beberapa mata pelajaran yang bukan bidangnya sehingga dipersoalkan siswa,” kata Kepala PSKK UGM, Agus Haruanto Hadna dalam acara penandatanganan janji perbaikan pelayanan pendidikan SMP negeri se-Jogja di Balai Kota Jogja, Rabu (7/2/2018).

Agus mengatakan survei yang dilakukan selama sebulan pada 2017 lalu itu melibatkan 364 siswa kelas VIII dan IX. Survei juga melibatkan 364 orang tua siswa, dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%. Agus tidak merinci presentase hasil surveinya tersebut.

Sementara yang mendapat nilai B adalah soal keamanan, kenyamanan di sekolah, serta kinerja guru. Adapun yang terbaik atau nilai A justeru dari kinerja kepala sekolah dan kinerja karyawan di sekolah. Menurut Agus, surveinya tersebut mencari sesuatu yang dianggap paling bermasalah oleh siswa dan orang tua siswa di sekolah.

Pihaknya sudah merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Jogja untuk memperbaiki berbagai kekurangan dalam pendidikan tersebut, di antaranya menambah dan meningkatkan kapasitas guru, menyediakan psikolog di tiap sekolah, dan memperhatikan fasilitas untuk difabel di sekolah, serta peningkatan belajar yang komprehensif.

Agus juga mengingatkan para guru untuk mengurangi metode mendikte siswa dalam proses belajar mengajar, karena sudah bukan zamannya lagi. Sumber ilmu yang diperoleh siswa saat ini sudah berlimpah dengan kemajuan teknologi, “Jadi metode pengajaran juga harus diubah, jangan sampai guru lambat merespon perubahan,” ujar dia.

Terkait kekurangan guru ini juga sempat mencuat beberapa waktu lalu. Data dari Dinas Pendidikan Kota Jogja jumlah guru ASN untuk SD tercatat 1.224 orang, masih kurang 136 orang. Sementara jumlah guru ASN SMP sebanyak 756 orang dan masih kurang 61 orang.

Adapun jumlah guru non ASN 1.563 orang dan SMP 1.014 orang. Sementara jumlah siswa SD ada 43.993 orang dan siswa SMP 24.535 orang. Kekurangan guru selama ini dipenuhi oleh tenaga bantuan dan honorer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya