SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka. (Dok. Solopos.com/Antara/Asep Fathulrahman)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul memberikan teguran keras ke salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peringatan tersebut diberikan ke sekolah karena dianggap kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka, yakni membiarkan siswa tidak mengenakan masker.

Kepala Bidang SMP Disdikpora Gunungkidul, Tijan, mengatakan sudah melakukan klarifikasi terkait beredarnya video yang menampilkan siswa SMP di Semanu yang tidak memakai masker saat pembelajaran tatap muka di sekolah. Pihak sekolah, lanjut Tijan, sudah mengakui kesalahan tersebut dan berjanji tidak akan mengulangi.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

“Memang benar dan sekolah sudah kami beri peringatan keras,” kata Tijan kepada wartawan, Jumat (19/11/2021).

Baca juga: Sekolah di Gunungkidul Bentuk Tim Sukses UNBK

Meski demikian, ia mengaku tidak langsung memberikan sanksi karena upaya pembinaan lebih dikedepankan. Diharapkan kasus ini menjadi pelajaran sehingga tidak ada sekolah lain yang ikutan melanggar.

Menurut Tijan, penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah merupakan hal yang wajib dilaksanakan, baik guru maupun para siswa. Kebijakan ini diterapkan sebagai salah satu upaya mengurangi risiko penularan virus corona di sekolah.

“Syarat diselenggarakannya pembelajaran tatap muka adalah dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat,” katanya.

Atas kejadian ini, ia berjanji akan melaksanakan pemantauan dan pengawasan lebih ketat lagi. Evaluasi secara berkala juga terus dilakukan sehingga kasus yang sama tak terulang. “Yang paling penting jangan sampai ada lagi kasus penularan di lingkungan sekolah,” katanya.

Senada disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Gunungkidul, Ali Ridlo, yang menyebut upaya pelanggaran protokol kesehatan di sekolah harus benar-benar dicegah. Langkah ini sebagai salah satu cara mencegah terjadinya persebaran Covid-19. “Jangan sampai ada klaster penularan di sekolah,” katanya.

Baca juga: Nihil Penularan Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka di Wonogiri Berlanjut

Ali menuturkan, sejak dibukannya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah pada pertengahan September lalu, di Gunungkidul sudah ada dua sekolah yang ditutup karena adanya penularan Covid-19. Meski demikian, pada saat sekarang kedua sekolah sudah dibuka kembali karena penularan dapat dikendalikan.

Menurut dia, adanya penularan di lingkungan sekolah tidak mengganggu pembelajaran tatap muka. Pasalnya, penangnaan hanya dilakukan di sekolah yang terdapat kasus, sedangkan sekolah lain tetap melaksanakan pembelajaran seperti biasa.

“Yang ditutup hanya sekolah yang ada kasusnya. Kalau sudah kondusif dan keadaan normal, maka pembelajara bisa dibuka lagi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya